Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, melemah tipis usai bank sentral menahan suku bunga acuan.
Rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen menjadi Rp15.645 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.630 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan Bank Indonesia dalam pertemuan hari ini tetap mempertahankan suku bunga acuannya di 4,5 persen karena fundamental ekonomi masih cukup stabil. Di sisi lain BI, hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi.
"Walaupun saat ini masa WFH, namun perdagangan tersebut sudah aktif bertransaksi dari pembukaan pagi dan kondisi global akibat pandemi virus corona ini sudah diantisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia, sehingga dengan sigap melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang garuda," ujar Ibrahim.
Intervensi tersebut, lanjut Ibrahim, mampu membawa rupiah relatif stabil meski pada Selasa sore, melemah tipis.
Baca juga: Rupiah diprediksi menguat
Sentimen lainnya, pemerintah melalui menteri keuangan mengungkapkan skenario terberat pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 akan berada di posisi 0,3 persen hingga minus 2,6 persen akibat merebaknya pandemi COVID-19 dan kuartal tersebut merupakan periode terberat untuk perekonomian Indonesia.
Di sisi lain, tekanan pertumbuhan ekonomi masih akan berlanjut hingga kuartal III namun ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan kembali membaik. Sedangkan secara tahunan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 2,3 persen namun skenario terburuk pertumbuhan ekonomi minus hingga 0,4 persen di tahun ini.
Untuk menahan jatuhnya pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan mengerahkan APBN 2020 pada tiga prioritas, yakni sektor kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety net), dukungan kepada dunia usaha dan yang terpenting adalah perkembangan wabah COVID-19 yang berangsur-angsur berkurang sehingga skenario tersebut bisa berjalan seperti yang diinginkan.
Dari eksternal, rilis data neraca perdagangan China lebih baik dari perkiraan di tengah tekanan berat ekonomi global akibat pandemi COVID-19. Berdasarkan data neraca China, nilai ekspor China turun 6,6 persen dan impor turun 0,9 persen pada bulan Maret secara tahunan, lebih rendah dari konsensus. Neraca perdagangan China pada Maret tercatat surplus 20 miliar dolar AS.
Baca juga: Rupiah Senin pagi stagnan di level Rp15.820
Rilis data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan itu disebabkan oleh sebagian wilayah yang kini kembali beraktivitas dan pembatasan wilayah atau lockdown mulai dilonggarkan di pusat industri Wuhan.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp15.700 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp15.645 per dolar AS hingga Rp15.708 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa, menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp15.722 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.840 per dolar AS.