Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan gedung isolasi bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang mengalami gejala ringan COVID-19 dalam upaya meminimalkan risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh virus corona tipe baru yang disebut SARS-Cov-2 tersebut.
Menurut Koordinator Penerapan Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Febria Rachmanita, Pemerintah Kota menyiapkan gedung isolasi dengan 30 tempat tidur di kawasan Surabaya Selatan untuk keperluan itu.
"Gedung isolasi ini kita buat memang kalau untuk gejala COVID-19 yang ringan-ringan, tidak ada sesak, tidak ada demam, kita taruh dalam ruang isolasi itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya itu di Surabaya, Senin.
Baca juga: Forum Pemred minta Pemerintah cukupi APD medis sesuai standar
"Khusus ODP nanti kalau agak demam sedikit ditaruh ke situ. Begitu dia gejala berat, baru diisolasi ke rumah sakit," ia menambahkan.
Febria menjelaskan bahwa akan ada tim dokter penyakit infeksi emerging dan re-emerging (pinere) yang memeriksa ODP dan menentukan apakah ODP tersebut butuh diisolasi di gedung isolasi.
"Tim pinere akan merekomendasikan kapan pasien isolasi mandiri, kapan isolasi di gedung tersebut. Kami siapkan ada 30 tempat tidur," katanya.
ODP yang membutuhkan perawatan di gedung isolasi, menurut dia, kondisinya akan dipantau dari dekat oleh petugas medis.
Ia menjelaskan, sebetulnya ODP--warga negara Indonesia atau warga negara asing yang masuk ke Indonesia dari negara yang menghadapi penularan COVID-19-- bisa melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Petugas puskesmas setempat, menurut dia, akan memantau ODP yang menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Sebanyak 10 warga Depok positif virus COVID-19
"Tetap dilakukan pantauan 14 hari dari puskesmas. Puskesmas setiap pagi melihat, kemudian itu nanti sampai 14 hari lewat, artinya sudah hilang virusnya," kata Febria.
Isolasi di rumah sakit, menurut dia, hanya dilakukan pada pasien yang mengalami gejala serupa COVID-19 seperti sesak nafas ringan.
Di Surabaya, ada 15 rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 yang memiliki ruang isolasi khusus, termasuk RSUD dr. Soetomo Surabaya yang punya delapan ruang isolasi khusus, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya dengan satu ruang isolasi khusus, dan RSUD Soewandhie dengan dua ruang isolasi khusus.
"Tetapi kemarin RSUD Soewandhie direnovasi, selesainya minggu depan," katanya.
Surabaya menyiapkan gedung isolasi bagi penderita gejala ringan COVID-19
Senin, 23 Maret 2020 7:20 WIB