Oleh Hasan Zainuddin
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Tingkat keasinan Sungai Martapura di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, belakangan ini kian tinggi setelah hujan tidak turun selama sebulan belakangan ini.
"Dua hari lalu kadar keasinan sungai martapura tercatat 450 miligram per liter, tetapi sekarang Minggu (13/10) sudah tercatat 960 miligram per liter," kata Direktur Perusahaan Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin, Ir Muslih, Minggu.
Menurut dia, tingginya kadar garam di air Sungai Martapura tersebut menyebabkan penyedotan air baku untuk perusahannya di Sungai Bilu belakangan ini sempat terhenti sekitar empat jam per hari, padahal biasanya air bisa disedot selama 24 jam.
Tingkat keasinan yang tinggi terjadi pada malam hari, setelah pagi hari air Sungai Martapura tersebut kembali tawar kemudian bisa disedot lagi sebanyak kapasitas 500 liter per detik air.
Akibat masalah tersebut terjadi kendala dalam penyediaan air baku sekitar 10 persen, sehingga perusahaannya lebih kosentrasi pengambilan air baku di bilangan Sungai Tabuk atau sekitar 20 kilometer ke hulu dari kasasan Sungai Bilu, yang masih aman dari intrusi air laut.
Hasil tes terakhir kandungan garam di bilangan intake Sungai Bilu tercatat 960 miligram per liter, jauh lebih tinggi tingkat ideal yang bisa diolah menjadi air bersih 250 miligram per liter, katanya.
Tingginya kandungan garam di Sungai Martapura tersebut terjadi setelah debet air sungai turun drastis karena persediaan air di sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus tersebut berkurang pada kemarau saat ini.
Selain itu juga terbukti bahwa kondisi kawasan resapan air Pegunungan Meratus, yang merupakan hulu Sungai Martapura, sudah rusak akibat berbagai aktivitas manusia, sehingga tekanan air ke hilir berkurang dan air laut mudah masuk ke sungai.
Walau terjadi penurunan persediaan air baku tetapi distribusi air ke 147 ribu pelanggan tetap normal, namun tekanannya tidak sederas biasanya, katanya.
Masyarakat diimbau agar tidak memanfaatkan air sungai Martapura untuk kebutuhan memasak dan minum, karena bila itu dilakukan, maka akan berdampak terhadap kesehatan, khususnya penyakit diare.