Jakarta (ANTARA) - Pengamat tata kota Yayat Supriatna menyoroti sistem instalasi kelistrikan di pemukiman warga DKI Jakarta. Menurut dia, hal itu turut berperan dan menjadi salah satu penyebab Jakarta rentan musibah kebakaran.
Menurut dia, kebakaran di Jakarta kebanyakan disebabkan hubungan arus pendek listrik alias korsluiting akibat pengawasan yang lemah terhadap pemakaian listrik oleh warga.
"Hal ini menunjukkan ada permasalahan dengan instalasi listrik. Apalagi di perumahan padat dan kumuh. Mungkin ada yang listriknya separuh nyolong, mungkin pemasangan kabel-kabel dan instalasi listrik antar rumah kurang pengamanan," kata dia, di Jakarta, Jumat.
Juga baca: Kebakaran di Cakung disebabkan arus pendek pada lapak pasang gigi
Juga baca: Listrik masih jadi sebab terbanyak kebakaran di Jakarta
Juga baca: Anomali kebakaran saat mati lampu di Jakarta
Ia berkata, "Pada saat musim kemarau intensitas kebakaran di Jakarta tinggi. Ini juga ada pengaruh faktor cuaca panas itu kecenderungan orang mungkin menggunakan listrik sangat tinggi."
Bahkan menurut dia ada beberapa wilayah di Jakarta yang sering terlanda musibah kebakaran dalam kurun lima tahun terakhir. "Orang membangun rumah tanpa perencanaan dan tanpa ada yang memandu. Apalagi bahan yang digunakan dari yang mudah terbakar, apalagi yang rumahnya semi permanen," kata dia.
Terkait itu adalah kualitas kabel-kabel dan pemahaman beban maksimal kabel, fitting lampu, stop kontak listrik, sampai bahan isolasi serta teknik penyambungan kabel dan pembagian listrik.
Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, terjadi 1.102 kasus kebakaran sepanjang tahun ini dan 677 di antaranya disebabkan karena arus listrik.
Kebakaran di Jakarta juga tak jarang memakan korban jiwa meninggal dunia. Kasus terbaru adalah kebakaran ruko di Cipayung, Jakarta Timur, menyebabkan tiga orang tewas.