Jakarta (ANTARA) - Rully Moulany, country manager Red Hat Indonesia, mengatakan adopsi teknologi komputasi awan (cloud) di Indonesia masih terkendala keraguan para pengguna.
"Cloud itu sangat luar biasa tapi kalau sudah keenakan pakai satu provider itu untuk bisa memindahkan susahnya minta ampun," kata Rully Moulany saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Jaringan 5G berkembang pesat diprediksi tembus 1,9 miliar 2024
Banyaknya penyedia layanan cloud, menurut Rully, menimbulkan keragu-raguan para pengguna untuk menggunakan layanan cloud karena dikhawatirkan perusahaan akan kesulitan untuk memindahkan beban kerja saat dibutuhkan.
Berdasarkan Wikipedia komputasi awan (bahasa Inggris: cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer.
"Itu pada akhirnya secara komersial akan mencapai satu titik tidak masuk akal bagi user tersebut, dengan kata lain terjebak," ujar dia.
Baca juga: Rektor: Presiden perlu tingkatkan pengembangan teknologi
Rully mendorong kepada masyarakat untuk tidak takut menggunakan teknologi cloud yang memiliki manfaat besar bagi perusahaan.
Rully menambahkan bahwa pihaknya terus memberikan edukasi kepada masyarakat luas mengenai teknologi cloud yang sangat berguna bagi solusi permasalahan penyimpanan data.
Baca juga: HST kembangkan teknologi bidang hortikultura tanaman cabe