Organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menilai, terjadinya people power hanya akan merugikan banyak pihak, baik dari kubu pemenang Pemilu maupun yang kalah.

"Sudah banyak contohnya negara-negara yang hancur gara-gara melakukan people power," kata aktivis mahasiswa asal Kabupaten HST yang saat ini berkarir di tingkat nasional dengan menjabat sebagai Wasekjend PB HMI, Muhammad Rizali, Rabu (15/5) di Barabai.

Menurutnya, people power juga hanya akan mengakibatkan benturan horizontal dan kondisi masyarakat Indonesia akan tersegmentasi atau terbagi-bagi menjadi pro dan kontra.

Dia mengimbau, sebagai pemuda asli Kalimantan Selatan, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bijak menyikapi wacana people power tersebut.

"Masyarakat Kalsel ini berbudaya dan selalu mengutamakan kerukunan bersama yang sudah menjadi tradisi turun temurun sejak jaman nenek moyang kita," katanya.

Jangan sampai, hanya gara-gara kepentingan sesaat, membuat kita menjadi terpecah belah.

"Kita harus tetap menghargai proses demokrasi sekarang ini, karena itulah people power yang sesungguhnya," kata mahasiswa yang sekarang masih menempuh S2 jurusan Ilmu Komunikasi Politik, Universitas Jayabaya Jakarta itu.

Rizali juga mengungkapkan, bahwa sampai saat ini pihaknya bersama beberapa organisasi mahasiswa lainnya terus bersikap netral terhadap politik atau tidak berpihak kepada paslon manapun.

"Organisasi kami lebih memilih untuk terus mengawal jalannya pesta demokrasi ini dengan melakukan pemantauan hasil rekapitulasi suara oleh KPU.

"HMI dari awal menguatkan pemantau pemilu dan selalu menjadi organisi independen terhadap pilihan politik praktis. Apapun hasilnya, kepentingan bangsa dan rakyat menjadi hal yang utama," katanya.

HMI menurutnya juga berdiri di independensi nilai. Pihaknya tidak berdiri di 01 ataupun 02. Namun Lebih mementingkan kepentingan bangsa.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019