Sebuah perahu nelayan Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, digulung ombak dan tenggelam saat perjalanan pulang dari mencari ikan sehingga menyebabkan satu orang hilang.
"Kejadiannya pada Kamis (9/5) sekitar pukul 10.30 WIB. Di kapal tradisional tersebut ada dua orang atas nama Reno dan Rani. Reno dilaporkan hilang dalam insiden tersebut, dan Rani berhasil selamat," kata Camat Teluk Sampit, Juliansyah di Sampit, Kamis.
Sampai saat ini tim dari Pospol Ujung Pandaran, Polairud, Basarnas bersama masyarakat masih melakukan pencarian korban di sekitar tenggelamnya kapal.
Dikatakannya, kejadian tersebut bermula ketika kedua korban sedang dalam perjalanan pulang usai menangkap ikan di laut. Namun ketika sampai di muara sungai Sampit tiba-tiba datang ombak besar dan menghantam perahu.
Akibat hantaman ombak tersebut air lait masuk kapal. Melihat kondisi kapal akan tenggelam korban Reno melompat ke laut, sedangkan Rani berusaha menimba air dalam kapal.
Setelah perahu karam dan tenggelam, Reno tidak muncul lagi sesaat setelah melompat ke laut, sementara Rani mencari pelampung dan berusaha berenang ke tepian pantai.
"Keterangan Rani korban selamat, kapal mereka tenggelam tidak jauh dari pantai, yakni sekitar 200 meter. Namun karena arus deras kapal terseret ke tengah laut," terangnya.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke aparatur desa setempat dan mereka langsung mencari bantuan untuk mencari korban hilang.
Juliansyah mengimbau seluruh nelayan di daerah itu untuk berhati-hati karena saat ini kondisi cuaca tidak menentu sehingga dapat membahayakan keselamatan nelayan.
"Kapal yang digunakan nelayan Ujung Pandaran pada umumnya masih tradisional dan ukurannya kecil sehingga tidak aman saat cuaca tidak bagus," demikian Juliansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kejadiannya pada Kamis (9/5) sekitar pukul 10.30 WIB. Di kapal tradisional tersebut ada dua orang atas nama Reno dan Rani. Reno dilaporkan hilang dalam insiden tersebut, dan Rani berhasil selamat," kata Camat Teluk Sampit, Juliansyah di Sampit, Kamis.
Sampai saat ini tim dari Pospol Ujung Pandaran, Polairud, Basarnas bersama masyarakat masih melakukan pencarian korban di sekitar tenggelamnya kapal.
Dikatakannya, kejadian tersebut bermula ketika kedua korban sedang dalam perjalanan pulang usai menangkap ikan di laut. Namun ketika sampai di muara sungai Sampit tiba-tiba datang ombak besar dan menghantam perahu.
Akibat hantaman ombak tersebut air lait masuk kapal. Melihat kondisi kapal akan tenggelam korban Reno melompat ke laut, sedangkan Rani berusaha menimba air dalam kapal.
Setelah perahu karam dan tenggelam, Reno tidak muncul lagi sesaat setelah melompat ke laut, sementara Rani mencari pelampung dan berusaha berenang ke tepian pantai.
"Keterangan Rani korban selamat, kapal mereka tenggelam tidak jauh dari pantai, yakni sekitar 200 meter. Namun karena arus deras kapal terseret ke tengah laut," terangnya.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke aparatur desa setempat dan mereka langsung mencari bantuan untuk mencari korban hilang.
Juliansyah mengimbau seluruh nelayan di daerah itu untuk berhati-hati karena saat ini kondisi cuaca tidak menentu sehingga dapat membahayakan keselamatan nelayan.
"Kapal yang digunakan nelayan Ujung Pandaran pada umumnya masih tradisional dan ukurannya kecil sehingga tidak aman saat cuaca tidak bagus," demikian Juliansyah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019