Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin, Kalsel, Arifin Noor menyatakan, sudah sepatutnya ibu kota provinsi ini memiliki mesin pompa banjir untuk mengatasi genangan akibat drainase yang kurang maksimal berfungsi.
Hal tersebut dinyatakan Arifin Noor, di Banjarmasin, Selasa, membeberkan rencana penanganan genangan air di jalan protokol apabila hujan deras tiba, selain memaksimalkan perbaikan drainase.
"Memang hingga terjadinya genangan air cukup tinggi di jalan protokol dan lingkungan apabila hujan deras belakangan ini harus dilakukan evaluasi, khususnya memperbaiki fungsi drainase," ujarnya.
Karena anggaran terbatas untuk perbaikan total, papar Arifin Noor, langkah yang cepat dilakukan pembersihan secara maksimal secara manual, karena bisa saja disebabkan sampah menumpuk di dalamnya.
"Makanya petugas kita terus berupaya melakukan pembersihan secara intensif drainase-drainase, bahkan masuk langsung ke dalam kolongnya, karena banyak lumpur, sampah dan sebagainya yang membuatnya kurang lancar," kata dia.
Memang, kata Arifin Noor, dilema dataran di daerah ini yang berada di bawah permukaan laut, hingga mengakibatkan air pasang masuk melalui drainase.
"Jadi hujan deras terjadi berbarengan terjadi kejadian alam, yakni, air laut pasang, akhirnya drainase tidak berfungsi dengan baik, hingga airnya meluber," terang Arifin.
Karenanya, tutur dia, ada pemikiran untuk mengatasinya dengan mesin pompa air, seperti milik Pemprov DKI Jakarta, untuk penanganan banjir.
"Kita sudah koordinasi rencana ini dengan badan lingkungan hidup, bisa pengadaannya dari instansi itu atau dari instansi kita," ujarnya.
Dia menyampaikan, bahwa anggaran penanganan dan pembangunan drainase di kota ini sekitar Rp9 miliar pada tahun ini, di mana pekerjaannya cukup banyak.
"Kita maksimalkan anggaran ini agar mencukupi, dan mengatasi daerah yang sangat prioritas," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Hal tersebut dinyatakan Arifin Noor, di Banjarmasin, Selasa, membeberkan rencana penanganan genangan air di jalan protokol apabila hujan deras tiba, selain memaksimalkan perbaikan drainase.
"Memang hingga terjadinya genangan air cukup tinggi di jalan protokol dan lingkungan apabila hujan deras belakangan ini harus dilakukan evaluasi, khususnya memperbaiki fungsi drainase," ujarnya.
Karena anggaran terbatas untuk perbaikan total, papar Arifin Noor, langkah yang cepat dilakukan pembersihan secara maksimal secara manual, karena bisa saja disebabkan sampah menumpuk di dalamnya.
"Makanya petugas kita terus berupaya melakukan pembersihan secara intensif drainase-drainase, bahkan masuk langsung ke dalam kolongnya, karena banyak lumpur, sampah dan sebagainya yang membuatnya kurang lancar," kata dia.
Memang, kata Arifin Noor, dilema dataran di daerah ini yang berada di bawah permukaan laut, hingga mengakibatkan air pasang masuk melalui drainase.
"Jadi hujan deras terjadi berbarengan terjadi kejadian alam, yakni, air laut pasang, akhirnya drainase tidak berfungsi dengan baik, hingga airnya meluber," terang Arifin.
Karenanya, tutur dia, ada pemikiran untuk mengatasinya dengan mesin pompa air, seperti milik Pemprov DKI Jakarta, untuk penanganan banjir.
"Kita sudah koordinasi rencana ini dengan badan lingkungan hidup, bisa pengadaannya dari instansi itu atau dari instansi kita," ujarnya.
Dia menyampaikan, bahwa anggaran penanganan dan pembangunan drainase di kota ini sekitar Rp9 miliar pada tahun ini, di mana pekerjaannya cukup banyak.
"Kita maksimalkan anggaran ini agar mencukupi, dan mengatasi daerah yang sangat prioritas," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019