Pengolahan 8 juta ton batang limbah sawit seiring program peremajaan (replanting) membutuhkan investasi dana besar agar menjadi lebih bermanfaat.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin Iskandar Syahrianto di Palembang, Senin, mengatakan ada banyak riset yang telah dihasilkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan mengenai manfaat batang sawit.
"Hasil risetnya sudah ada dan banyak sekali manfaat batang sawit, namun untuk mewujudkannya butuh investasi besar karena teknologi pengolahannya belum banyak di Indonesia," kata kepada Antara.
Menurutnya, batang sawit tak terpakai dapat dikonversi menjadi bahan bangunan, pupuk, parket, gula aren, bioetanol dan pelet untuk pengganti batu bara.
8 juta ton limbah sawit tersebut berasal dari 12.000 hektar lahan yang akan diremajakan sampai akhir tahun 2019, sedangkan program peremajaan akan terus berlanjut hingga 2022 dengan menyasar 42.000 hektar di Kabupaten Musi Banyuasin.
Artinya akan ada sekitar 20 juta ton limbah sawit seiring berjalannya program peremajaan, sementara ini batang sawit yang ada dihamparkan menjadi kompos, sembari menunggu teknologi pengolahan yang lebih canggih.
"Jepang sempat ikut meneliti dan sudah membidik limbah sawit untuk dimanfaatkan oleh mereka, artinya jika Jepang saja bisa maka sebenarnya Muba juga bisa, tinggal sekarang ini dananya," kata Iskandar Syahrianto
Ia berharap pemerintah pusat dapat mengeluarkan regulasi khusus mengenai pengolahan limbah sawit agar hasil riset bisa dilaksanakan dan limbah sawit menjadi bernilai ekonomis yang hasilnya dapat dirasakan petani setempat.
"Bisa juga dengan pemberian intensif dari kementerian," demikian Iskandar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin Iskandar Syahrianto di Palembang, Senin, mengatakan ada banyak riset yang telah dihasilkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan mengenai manfaat batang sawit.
"Hasil risetnya sudah ada dan banyak sekali manfaat batang sawit, namun untuk mewujudkannya butuh investasi besar karena teknologi pengolahannya belum banyak di Indonesia," kata kepada Antara.
Menurutnya, batang sawit tak terpakai dapat dikonversi menjadi bahan bangunan, pupuk, parket, gula aren, bioetanol dan pelet untuk pengganti batu bara.
8 juta ton limbah sawit tersebut berasal dari 12.000 hektar lahan yang akan diremajakan sampai akhir tahun 2019, sedangkan program peremajaan akan terus berlanjut hingga 2022 dengan menyasar 42.000 hektar di Kabupaten Musi Banyuasin.
Artinya akan ada sekitar 20 juta ton limbah sawit seiring berjalannya program peremajaan, sementara ini batang sawit yang ada dihamparkan menjadi kompos, sembari menunggu teknologi pengolahan yang lebih canggih.
"Jepang sempat ikut meneliti dan sudah membidik limbah sawit untuk dimanfaatkan oleh mereka, artinya jika Jepang saja bisa maka sebenarnya Muba juga bisa, tinggal sekarang ini dananya," kata Iskandar Syahrianto
Ia berharap pemerintah pusat dapat mengeluarkan regulasi khusus mengenai pengolahan limbah sawit agar hasil riset bisa dilaksanakan dan limbah sawit menjadi bernilai ekonomis yang hasilnya dapat dirasakan petani setempat.
"Bisa juga dengan pemberian intensif dari kementerian," demikian Iskandar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019