Sebagai orang tua perkembangan mental dan motorik yang optimal pada anak merupakan suatu hal yang menjadi prioritas dan perhatian penuh dari orang tua.

Mulai dari kata pertamanya sampai kapan dia mulai berjalan untuk pertama kali. Semua anak mengalami tahapan seperti itu, namun tidak untuk anak yang mengalami Cerebral Palsy.

Anak dengan Cerebral Palsy akan mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata pertama maupun berjalan pertama kali dikarenakan adanya kelainan fungsi motorik, berupa kelumpuhan otak.

Cerebral Palsy (CP) merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan sekelompok gangguan yang mempengaruhi gerak, keseimbangan dan postur tubuh disebabkan oleh cedera otak atau kurangnya asupan oksigen ke otak saat proses kelahiran, sehingga mengakibatkan perkembangan abnormal pada kendali otot dan gerakan.

Yunita Ayu Ningsih merupakan salah satu anak dengan CP. Awalnya orang tua Yunita membawanya ke Puskesmas Banjarbaru Utara untuk berobat, kemudian oleh Puskesmas dirujuk ke RSJ Sambang Lihum karena terdapat indikasi medis yang memerlukan penanganan dokter spesialis agar dilakukan pengobatan lebih lanjut.

"Awalnya saya melihat kondisi anak saya yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, gerakan yang sedikit kaku dan sering susah menelan saat makan," katanya.

Akhirnya sang ibu pun membawa Yunita ke Puskesmas untuk mengecek kondisi anaknya. Bagai pertir di siang bolong setelah mengetahui buah hatinya  didiagnosa mengalami Cerebral Palsy.

"Saat itu saya sangat khawatir  bila anak saya tidak bisa tumbuh berkembang layaknya anak-anak lainnya. Selain itu mengingat ternuyata perlu dirujuk ke rumah sakit, khawatir juga saya tidak bisa maksimal rutin untuk berobat karena pasti biaya yang ditimbulkan tidaklah sedikit," kata Sentot Sulistyo orang tua dari Yunita.

Namun kekhawatiran itu sirna, Sentot menjelaskan dengan wajah berbinar dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS.

Sentot mengaku  merasa sangat terbantu karena segala pelayanan kesehatan termasuk pendaftaran yang mudah, konsultasi dokter dan obat-obatan ditanggung secara penuh oleh Program ini. Beliau merasakan bahwa tidak ada perbedaan antara pelayanan yang diberikan bagi peserta JKN KIS dengan pasien umum.

"Syukurlah ada Program JKN-KIS ini, saya tidak perlu pusing memikirkan biaya berobat anak saya dan bisa fokus terhadap perkembangan kesehatan anak saya," tambah Sentot.

Di akhir pertemuan Sentot menyampaikan harapannya agar pelayanan kesehatan yang telah diterimanya di rumah sakit ini dapat dipertahankan kualitasnya atau bahkan ditingkatkan. Beliau juga berharap agar pemerintah senantiasa memperhatikan masyarakat kurang mampu yang masih kesusahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan karena belum mendapatkan kartu JKN - KIS. 

Humas BPJS Kesehatan

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019