Satuan tugas kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau menyatakan operasi pengeboman air dengan menggunakan delapan unit helikopter guna mengatasi titik-titik api di wilayah itu menghabiskan total 19 juta liter air sepanjang 2019 ini.
"Penanggulangan karhutla terus dilakukan secara terpadu oleh tim darat dan udara. Untuk operasi udara kurang lebih 19 juta liter air dikerahkan ke lokasi titik kebakaran melalui operasi pengeboman air," kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan dua helikopter utama yang menjadi andalan Satgas Udara Karhutla dalam membantu mengatasi sebaran titik-titik api di Riau sepanjang awal tahun ini terdiri dari Kamov KA-32 dan Mi8-MTV.
Total sebanyak 12,6 juta liter air diangkut kedua helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut di Riau.
Selain itu, sejumlah helikopter lainnya yang merupakan bantuan dari pemerintah seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI, hingga swasta berkolaborasi bersama-sama mengatasi karhutla yang sepanjang awak 2019 ini melanda seluruh 12 kabupaten dan kota di Riau.
Secara keseluruhan, Edwar mengatakan total terdapat 11 helikopter yang memperkuat Satgas Karhutla Riau. Namun, tidak semuanya ditujukan melakukan operasi pengeboman air. Dari 11 unit helikopter, tiga diantaranya digunakan untuk patroli rutin sementara delapan yang berukuran lebih besar dimanfaatkan pengeboman air.
Lebih jauh, Edwar menjelaskan jika Satgas Udara Karhutla Riau juga diperkuat dengan keberadaan pesawat Cassa 212 dan Cessna 152 untuk kegiatan modifikasi cuaca. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan dengan menyebar garam ke awan potensial dengan tujuan menghasilkan hujan buatan.
"Untuk TMC total sudah dilakukan 54 kali penerbangan dengan 42 ton garam disebar ke langit," ujar Edwar.
Provinsi Riau mulai mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang. TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Manggala Agni, BMKG, dan berbagai instansi lainnya bersatu padu melawan karhutla yang melanda sejak awal Januari lalu hingga hari ini.
Edwar mengatakan total 2.912 hektare lahan di provinsi Riau terbakar selama 2019 ini. Kebakaran terluas terjadi di wilayah pesisir, seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Meranti, dan Siak. Selain itu, kebakaran juga melanda Kota Pekanbaru, Pelalawan, Rokan Hulu, Kampar, Inhil, Inhu dan Kuansing.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Penanggulangan karhutla terus dilakukan secara terpadu oleh tim darat dan udara. Untuk operasi udara kurang lebih 19 juta liter air dikerahkan ke lokasi titik kebakaran melalui operasi pengeboman air," kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan dua helikopter utama yang menjadi andalan Satgas Udara Karhutla dalam membantu mengatasi sebaran titik-titik api di Riau sepanjang awal tahun ini terdiri dari Kamov KA-32 dan Mi8-MTV.
Total sebanyak 12,6 juta liter air diangkut kedua helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut di Riau.
Selain itu, sejumlah helikopter lainnya yang merupakan bantuan dari pemerintah seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI, hingga swasta berkolaborasi bersama-sama mengatasi karhutla yang sepanjang awak 2019 ini melanda seluruh 12 kabupaten dan kota di Riau.
Secara keseluruhan, Edwar mengatakan total terdapat 11 helikopter yang memperkuat Satgas Karhutla Riau. Namun, tidak semuanya ditujukan melakukan operasi pengeboman air. Dari 11 unit helikopter, tiga diantaranya digunakan untuk patroli rutin sementara delapan yang berukuran lebih besar dimanfaatkan pengeboman air.
Lebih jauh, Edwar menjelaskan jika Satgas Udara Karhutla Riau juga diperkuat dengan keberadaan pesawat Cassa 212 dan Cessna 152 untuk kegiatan modifikasi cuaca. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan dengan menyebar garam ke awan potensial dengan tujuan menghasilkan hujan buatan.
"Untuk TMC total sudah dilakukan 54 kali penerbangan dengan 42 ton garam disebar ke langit," ujar Edwar.
Provinsi Riau mulai mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang. TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Manggala Agni, BMKG, dan berbagai instansi lainnya bersatu padu melawan karhutla yang melanda sejak awal Januari lalu hingga hari ini.
Edwar mengatakan total 2.912 hektare lahan di provinsi Riau terbakar selama 2019 ini. Kebakaran terluas terjadi di wilayah pesisir, seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Meranti, dan Siak. Selain itu, kebakaran juga melanda Kota Pekanbaru, Pelalawan, Rokan Hulu, Kampar, Inhil, Inhu dan Kuansing.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019