Dokter polisi atau masyarakat umum banyak menyebutnya dengan sebutan "Dokpol", sosok ini kerap muncul ke publik menyampaikan informasi atau keterangan melalui pemberitaan media saat 
proses Disaster Victim Investigation (DVI) atau proses identifikasi untuk mengungkap identitas jenazah para korban bencana alam atau kecelakaan transportasi yang tak bisa dikenali lagi.

Kata Antemortem dan Postmortem pun sering dilontarkan hingga masyarakat seakan sudah familiar dengan istilah tersebut dan begitu identik dengan kemunculan para Dokpol di televisi dan saluran media lainnya baik berita di koran maupun media online "zaman now".

Namun sejatinya, Dokpol itu adalah akronim dari Kedokteran Kepolisian, yang merupakan bagian dari Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polri secara umum. Dimana anggota Dokpol belum tentu merupakan seorang dokter polisi.

Bicara Dokkes Polri, keberadaannya saat ini memang semakin terasa di tengah masyarakat. Kehadiran sosok polisi yang memberikan pelayanan kesehatan sudah tidak asing lagi terlihat dalam beragam acara dan kesempatan di area publik.

Seperti di daerah ini, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid Dokkes) Polda Kalimantan Selatan telah berbuat nyata untuk masyarakat Banua. Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim sang Kabid Dokkes Polda Kalsel menginstruksikan anggota agar selalu turun ke lapangan, sehingga kehadiran mereka dapat dirasakan betul manfaatnya oleh banyak orang.

"Apalagi Dokkes Polri dituntut tak hanya melayani anggota Polri saja, namun juga bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas. Jadi di samping terus mengasah kemampuan personel dalam berbagai keterampilan seperti forensik, DVI dan sebagainya, personel diharapkan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama," ucap Erwinn mengawali penjelasannya soal tugas dan fungsi Dokkes Polri.
Secara garis besar, fungsi Dokkes Polri yang pertama adalah Kedokteran Kepolisian (Dokpol) yang melaksanakan kegiatan untuk kepentingan tugas Kepolisian meliputi kedokteran forensik, identifikasi korban mati akibat bencana atau DVI, kesehatan lapangan, razia narkoba hingga tugas-tugas operasional lain.

Kemudian kedua adalah pelayanan kesehatan bagi anggota Polri dan keluarga.

Selanjutnya ketiga menyangkut kesehatan kesamaptaan personel untuk memastikan bahwa personel Polri selalu sehat dan siap menjalankan tugas. Salah satu kegiatan fungsi ini adalah pemeriksaan kesehatan pada saat seleksi penerimaan calon anggota Polri dan seleksi pendidikan jenjang karir di Kepolisian.

Di samping tugas utama tersebut, Erwinn pun ingin bhakti kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan secara gratis terus diperbanyak dilakukan oleh jajarannya.

Bahkan tak hanya dalam agenda terjadwal dalam suatu event resmi atau bekerja sama dengan instansi lain, kegiatan personel Dokkes terjun langsung ke tengah masyarakat bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun.

"Misalnya personel Dokkes sering menemui para pedagang Pasar Terapung di Banjarmasin untuk sekadar menanyakan kesehatan warga sembari melakukan pemeriksaan tensi, konsultasi dan edukasi serta pemberian obat jika diperlukan. Kemudian membagikan masker kepada pekerja di lapangan seperti tukang ojek, pedagang minuman gerobak dan pedagang kaki lima lainnya untuk sekadar mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari polusi udara perkotaan yang buruk," tutur Erwinn.
Eksistensi totalitas pengabdian personel Bid Dokkes Polda Kalsel juga tak perlu diragukan lagi. Contohnya untuk setiap terjadi bencana alam di Indonesia, atas izin dan petunjuk pimpinan dalam hal ini Kapolda Kalsel, Erwinn mengupayakan agar bisa mengirimkan anggotanya ke lokasi bencana.

Seperti tahun 2018 lalu, peristiwa gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat serta gempa disertai gelombang tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, tak luput dari perhatian Bid Dokkes Polda Kalsel.

Bahkan, Erwinn sendiri sempat langsung datang ke Lombok melakukan peninjauan sekaligus memberikan suntikan semangat anggotanya yang sedang bertugas jauh dari kampung halaman selama kurun waktu cukup lama.

Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani pun memberikan penghargaan kepada 100 personel yang bertugas Bantuan Kendali Operasi (BKO) Kemanusiaan gempa Lombok, dimana termasuk di dalamnya 4 personel Bid Dokkes dari Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso yang tergabung dalam Satgas aman Nusa II BKO Polda NTB.

Menurut Erwinn, penanganan rehabilitasi pasca gempa dan tsunami sangat penting. Jadi selain membangun kembali tempat tinggal yang hancur akibat bencana, kondisi kesehatan fisik dan psikis masyarakat juga penting dipulihkan. Untuk itulah, tugas tim kesehatan sangat sentral dan Bid Dokkes Polda Kalsel berkomitmen ikut andil memberikan bantuan personel terbaiknya.
Sedangkan pada event-event di daerah, Bid Dokkes Polda Kalsel juga selalu siap siaga berpartisipasi mendukung suksesnya kegiatan. Seperti mengerahkan 48 personel yang di tempatkan pada Posko Kesehatan Haul Ke-14 Guru Sekumpul tahun 2019 yang dihadiri dua juta jamaah. Tercatat ada 108 jamaah yang diberikan bantuan kesehatan dengan beragam keluhan. 

Kemudian mengerahkan kekuatan penuh hingga berhasil dalam mendukung suksesnya pelaksanaan acara puncak Millennial Road Safety Festival yang digelar di Area Car Free Day Kantor Gubernur Kalsel Jalan Trikora Banjarbaru pada 17 Maret 2019 yang dihadiri 200 ribu orang. 

Petugas kesehatan yang siaga selama event yang menggelorakan tertib berlalu lintas itu, melayani 135 orang hingga terselamatkan dari potensi kondisi sakit lebih parah jika tak ditangani lebih cepat di lokasi yang terik panas matahari begitu menyengat tersebut. 

Saat ini Bid Dokkes Polda Kalsel berkekuatan 69 personel, dengan rincian 7 Perwira menengah (Pamen), 11 Perwira pertama (Pama), 39 Bintara dan 12 ASN untuk melaksanakan tugas Kepolisian di bidang tugas umum dan tugas bidang kesehatan.

Adapun untuk sarana dan prasarana (sarpras), berupa 5 unit mobil ambulan dengan Poliklinik 17 unit di Mapolda dan  Polres jajaran serta satu Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso di Banjarmasin.
Erwinn sendiri alumni Sekolah Perwira Prajurit Karier Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (SEPA PK ABRI VI) tahun 1999 yang merupakan terakhir pendidikan gabungan di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Kalau generasi sekarang namanya Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS).

Pria yang mendapatkan pangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) pada saat upacara Korp Raport kenaikan pangkat anggota Polri periode 1 Januari 2019 ini meraih gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 1997 dan meraih Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) di Pascasarjana Universitas Indonesia tahun 2009, dan Magister Hukum Kesehatan di Pascasarjana Unika Soegijapranata Semarang tahun 2012. Dia juga telah mengikuti Diklat Pim TK II Polri tahun 2015.

Berbekal segudang ilmu dan pengalamannya dalam tugas, Erwinn pun nampaknya telah berhasil mengomando Bid Dokkes Polda Kalsel untuk memberikan yang terbaik dan menghadirkan personel sebagai insan Bhayangkara sejati yang melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019