Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Para seniman Provinsi Kalimantan Selatan mengenang 58 tahun wafatnya pelukis legendaris kelahiran daerah tersebut, yakni, Gusti Sholihin Hasan di Taman Budaya Kalsel, Jumat malam.
Pelukis yang meninggal pada usia 35 tahun (1925-1961) tersebut merupakan pelukis yang namanya diabadikan di Taman Budaya Kalsel, yakni, salah satu gedung tempat pendidikan seni rupa, adalah bengkel lukis Sholihin Taman Budaya Kalsel.
Menurut seniman Kalsel Misbah Tamrin, pelukis Sholihin bisa dikatakan maestro Kalsel dalam seni rupa, bahkan bisa dikatakan pelukis bertaraf nasional.
"Tapi memang namanya tidak sebesar pelukis nasional ternama Affandi Koesoema yang sebenarnya satu zaman dengan Sholihin," tuturnya.
Padahal, kata dia, Sholihin saat itu banyak karyanya, di mana sebagiannya diciptakannya saat berkeliling Eropa.
"Jadi banyak karyanya yang saat dia berada di Prancis atau di Belanda sebagai objeknya," papar pelukis senior Kalsel tersebut.
Dia mengaku pernah bersama pelukis Sholihin dalam berkarya, bahkan mengetahui Sholihin pernah menjadi pengajar seni lukis di daerah ini.
Bahkan Misbah yang saat ini berusia 77 tahun tahu cerita kehidupan seniman Sholihin hingga kisah cintanya.
"Jadi banyak cerita tentang seniman Sholihin ini," bebernya.
Budayawan Kalsel YS Agus Suseno menyatakan, karya pelukis Sholihin ada disimpan di Museum Lambung Mangkurat.
"Beliau sebenarnya tidak hanya seniman lukis, tapi juga sastrawan," tuturnya.
Pelukis Sholihin, ujarnya, wafat di Bali bahkan dikebumikan di sana, namun kemudian dipindahkan kuburnya ke Kalsel atas langkan pemerintah provinsi Kalsel.
"Jadi beliau memang pelukis Kalsel yang luar biasa, sehingga wajar kita kenang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Pelukis yang meninggal pada usia 35 tahun (1925-1961) tersebut merupakan pelukis yang namanya diabadikan di Taman Budaya Kalsel, yakni, salah satu gedung tempat pendidikan seni rupa, adalah bengkel lukis Sholihin Taman Budaya Kalsel.
Menurut seniman Kalsel Misbah Tamrin, pelukis Sholihin bisa dikatakan maestro Kalsel dalam seni rupa, bahkan bisa dikatakan pelukis bertaraf nasional.
"Tapi memang namanya tidak sebesar pelukis nasional ternama Affandi Koesoema yang sebenarnya satu zaman dengan Sholihin," tuturnya.
Padahal, kata dia, Sholihin saat itu banyak karyanya, di mana sebagiannya diciptakannya saat berkeliling Eropa.
"Jadi banyak karyanya yang saat dia berada di Prancis atau di Belanda sebagai objeknya," papar pelukis senior Kalsel tersebut.
Dia mengaku pernah bersama pelukis Sholihin dalam berkarya, bahkan mengetahui Sholihin pernah menjadi pengajar seni lukis di daerah ini.
Bahkan Misbah yang saat ini berusia 77 tahun tahu cerita kehidupan seniman Sholihin hingga kisah cintanya.
"Jadi banyak cerita tentang seniman Sholihin ini," bebernya.
Budayawan Kalsel YS Agus Suseno menyatakan, karya pelukis Sholihin ada disimpan di Museum Lambung Mangkurat.
"Beliau sebenarnya tidak hanya seniman lukis, tapi juga sastrawan," tuturnya.
Pelukis Sholihin, ujarnya, wafat di Bali bahkan dikebumikan di sana, namun kemudian dipindahkan kuburnya ke Kalsel atas langkan pemerintah provinsi Kalsel.
"Jadi beliau memang pelukis Kalsel yang luar biasa, sehingga wajar kita kenang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019