Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia menjelaskan mengenai belanja subsidi kepada Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Selasa.
     
Penjelasan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) atau secara khusus belanja subsidi tersebut dari salah satu Kepala Seksi (Kasi) pada Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu Prastiawan (Wawan).
     
Wawan yang juga pecinta lingkungan dan buah-buahan lokal tersebut menerangkan, belanja subsidi yang Kemenkeu kelola sekarang relatif kecil atau sekitar tujuh persen dari APBN.
     
Sedangkan yang mendapatkan subsidi antara lain Perum Kantor Berita Indonesia Antara yang dulu dengan sebutan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) yang penyerahannya melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia dengan sistem kerja sama (PSO).
     
Selain itu, subsidi untuk biaya angkut beras eks Badan Urusan Logistik (Bulog) buat Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah pedalaman Papua, tuturnya didampingi staf dari DJA Kemenkeu Budiyuwono serta Kepala Biro Antara Kalsel Nurul Aulia Badar.
    
 "Pasalnya jika tanpa subsidi angkutan, beras eks Bulog tersebut hanya berada di gudang atau belum sampai kepada mereka yang berhak menerima/ASN di pedalaman 'Bumi Burung Cendrawasih' Papua itu selaku konsumen," lanjutnya.
     
Sementara harga beras di daerah pedalaman Papua tersebut mencapai puluhan ribu rupiah, bahkan sampai Rp100 ribu per liter terutama pada daerah tertentu, demikian Wawan.
     
Di hadapan tim monitoring dan evaluasi (Monev) DJA Kemenkeu itu,  Kepala Biro (Karo) Antara Kalsel beserta redaktur, Ulul Maskuriah dan Imam Hanafi menerangkan mekanisme pemberitaan, serta jenis dan produksi berita dari bironya.
     
Selain itu, kegiatan Biro Antara Kalsel di luar memproduksi berita, yang kesemuanya itu baik secara langsung maupun tidak langsung masih ada hubungan dengan pemberitaan, serta eksistensi sebagai kantor berita, demikian Aulia Badar atau yang akrab disapa Oly.


     

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019