Barabai, (Antaranews Kalsel) - Para pendekar dari beberapa perguruan pencak silat dan kuntau yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) gelorakan semangat penyelamatan Meratus atau Save Meratus dengan penampilan flash mob gerak masal serentak memamerkan bunga atau jurus-jurus kanuragan pada puncak peringatan Hari jadi (Harjad) Kabupaten HST ke-59 di Lapangan Dwi Warna Barabai, Kamis (27/12).
Penampilan tersebut berhasil memukau ribuan penonton yang berhadir, bahkan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor turut mengapresiasi dan langsung maju ke depan bersama Plt Bupati beserta tamu pejabat penting lainnya untuk mengucapkan selamat dan melakukan foto bersama membentangkan tulisan "Save Meratus" setelah penampilan berakhir.
Ketua Dewan Kesenian HST melalui bendahara, Ernawati yang selaku produser pertunjukkan mengatakan, pemain kuntau dan pesilat tersebut tergabung dalam 10 perguruan yaitu, Naga Saliwah, Hasyim Harimau Sambar Antang, Cancang Lima Saliwah, Perguruan Bangkui, Teratai Putih, Sinding Harimau Putih, dan perguruan silat yaitu PSHT, Kucing Hitam, Al Wahid dan Nur Hati.
Sebanyak 200 pemain kuntau dan para pesilat tersebut memamerkan jurus masing-masing perguruan yang digabung jadi satu serta adegan bapukul (pertarungan) tangan kosong dan senjata tajam dengan diiringi musik Sarunai asal Barikin.
"Pertunjukan ini merupakan upaya melestarikan silat tradisional Kuntau asal banjar agar jangan sampai punah," katanya.
Terkait ada adegan yang sempat membuat heboh para penonton diawal pertunjukkan, dirinya memohon maaf karena sebelumnya tidak memberitahukan ada adegan seperti itu dan merupakan sebuah kejutan.
"Inilah Flash mob, salah satu bentuk baru di dunia seni dengan penampilan yang memang mengejutkan semua orang dan kami memohon maaf karena dari satu sisi dinilai membahayakan, namun dari sisi lain kami berhasil menampilkannya," ungkap Erna.
Sementara itu sutradara dalam flashmob tersebut yaitu Fuad mengatakan, bahwa tidak mudah menyatukan gerakan kuntau dan silat yang masing-masing punya ciri khas tersendiri.
"Namun berkat kebersamaan dan keinginan belajar dari semua pemain kuntau dan pesilat serta bentuk upaya dukungan terhadap penyelamatan Meratus di HST dan sebagai kado hari jadi Kabupaten ke 59 HST," ungkapnya.
Bahkan diakui Fuad, Flashmob ini baru pertama dilaksanakan khususnya di Kalsel bahkan satu-satunya di Indonesia, seraya berharap semoga kedepannya kuntau maupun silat akan dapat lebih berkembang.
Salah satu pelatih dari perguruan Kuntau Naga Saliwah, Arief wahyudi mengungkapkan sangat gembira karena Kuntau dan silat bisa tampil di puncak peringatan hari jadi kabupaten ke 59 kab HST sebagai acara pembuka.
"Ini suatu kehormatan bagi kami bisa turut memeriahkan hari jadi dan tentunya semoga ini awal kebangkitan seni silat tradisional bakuntau yang saat ini terancam punah, dan semoga kita semua bisa melestarikan khazanah budaya bangsa," katanya.
Baca juga: Warga Meratus rayakan natal dengan sederhana
Baca juga: Bendungan Batang Alai menjadi referensi anda saat liburan
Baca juga: Peringatan hari jadi HST diwarnai 'percobaan pembacokan'
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Penampilan tersebut berhasil memukau ribuan penonton yang berhadir, bahkan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor turut mengapresiasi dan langsung maju ke depan bersama Plt Bupati beserta tamu pejabat penting lainnya untuk mengucapkan selamat dan melakukan foto bersama membentangkan tulisan "Save Meratus" setelah penampilan berakhir.
Ketua Dewan Kesenian HST melalui bendahara, Ernawati yang selaku produser pertunjukkan mengatakan, pemain kuntau dan pesilat tersebut tergabung dalam 10 perguruan yaitu, Naga Saliwah, Hasyim Harimau Sambar Antang, Cancang Lima Saliwah, Perguruan Bangkui, Teratai Putih, Sinding Harimau Putih, dan perguruan silat yaitu PSHT, Kucing Hitam, Al Wahid dan Nur Hati.
Sebanyak 200 pemain kuntau dan para pesilat tersebut memamerkan jurus masing-masing perguruan yang digabung jadi satu serta adegan bapukul (pertarungan) tangan kosong dan senjata tajam dengan diiringi musik Sarunai asal Barikin.
"Pertunjukan ini merupakan upaya melestarikan silat tradisional Kuntau asal banjar agar jangan sampai punah," katanya.
Terkait ada adegan yang sempat membuat heboh para penonton diawal pertunjukkan, dirinya memohon maaf karena sebelumnya tidak memberitahukan ada adegan seperti itu dan merupakan sebuah kejutan.
"Inilah Flash mob, salah satu bentuk baru di dunia seni dengan penampilan yang memang mengejutkan semua orang dan kami memohon maaf karena dari satu sisi dinilai membahayakan, namun dari sisi lain kami berhasil menampilkannya," ungkap Erna.
Sementara itu sutradara dalam flashmob tersebut yaitu Fuad mengatakan, bahwa tidak mudah menyatukan gerakan kuntau dan silat yang masing-masing punya ciri khas tersendiri.
"Namun berkat kebersamaan dan keinginan belajar dari semua pemain kuntau dan pesilat serta bentuk upaya dukungan terhadap penyelamatan Meratus di HST dan sebagai kado hari jadi Kabupaten ke 59 HST," ungkapnya.
Bahkan diakui Fuad, Flashmob ini baru pertama dilaksanakan khususnya di Kalsel bahkan satu-satunya di Indonesia, seraya berharap semoga kedepannya kuntau maupun silat akan dapat lebih berkembang.
Salah satu pelatih dari perguruan Kuntau Naga Saliwah, Arief wahyudi mengungkapkan sangat gembira karena Kuntau dan silat bisa tampil di puncak peringatan hari jadi kabupaten ke 59 kab HST sebagai acara pembuka.
"Ini suatu kehormatan bagi kami bisa turut memeriahkan hari jadi dan tentunya semoga ini awal kebangkitan seni silat tradisional bakuntau yang saat ini terancam punah, dan semoga kita semua bisa melestarikan khazanah budaya bangsa," katanya.
Baca juga: Warga Meratus rayakan natal dengan sederhana
Baca juga: Bendungan Batang Alai menjadi referensi anda saat liburan
Baca juga: Peringatan hari jadi HST diwarnai 'percobaan pembacokan'
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018