Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Kaum perempuan yang selama ini bekerja sebagai buruh tani di Desa Banyu Tajun Hulu Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara banyak yang beralih kerja sebagai pekerja di industri meubel aluminim dan stainless karena nilai upah dan pendapatan yang lebih tinggi.

Kepala Desa Banyu Tajun Hulu Suryani di Amuntai Kamis mengatakan, pekerjaan di industri aluminum dilakoni kaum perempuan tidak sekedar musiman atau selingan karena belum masuk musim tanam padi melainkan sudah menjadi sumber pendapatan utama mereka.

"Kini banyak pemilik lahan pertanian di desa kesulitan mencari tenaga buruh tani karena banyak dari mereka sudah pindah bekerja di industri aluminium," ujar Suriyani.

Suryani yang juga Ketua Perkades Sei Pandan mengakui jika sejumlah desa di Kecamatan Amuntai Tengah dan Sungai Pandan kini sudah menjelma menjadi kawasan industri aluminum sehingga banyak menyedot tenaga kerja yang diantaranya buruh tani.

"Harga tanah di kawasan desa-desa ini juga lebih mahal dibanding desa yang tidak termasuk kawasan industri aluminium," katanya.

Selain menghadapi persoalan buruh tani dikawasan industri aluminium yang beralih pekerjaan, sektor pertanian di Kabupaten HSU juga menghadapi fenomena kekurangtertarikan petani muda dan anak- anak petani untuk menggarap lahan pertanian.

Koordinator Penyuluh di Kecamatan Danau Panggang Ahmad Husaini membenarkan jika petani muda atau anak-anak petani di Kecamatan Danau Panggang dan Babirik enggan meneruskan pekerjaan dari orang tuanya menggarap lahan pertanian.

"Mereka lebih tertarik bekerja di bidang jasa dan perdagangan dibanding bertani meneruskan pekerjaan orang tuanya," terangnya.

Kepala Desa Banyu Tajun Dalam Uti Pansyah menyatakan tidak bisa menyalahkan para orang tua yang kemudian merelakan anak mereka  memilih profesi lain.

"Orang tua kadang ingin anak mereka hidup lebih baik daripada mereka, tidak hanya bertani lagi," katanya.

Uti mengatakan, meski cukup banyak buruh tani beralih pekerjaan ke bidang usaha industri namun menurutnya tidak berpengaruh besar sampai mengurangi produksi pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten HSU Yulu Hertawan mengatakan pihaknya berupa mengembangkan jenis pertanian holtikultura dan padi organik guna menarik minat petani muda.

"Seperti di Banjang ada beberapa petani muda mulai mengembangkan tanaman holkutura, selain itu kita juga kembangkan tanaman padi organik diharapkan mampu menarik minat petani muda karena nilai ekonomisnya lebih tinggi," kata Yuli.

Pengamat pertanian sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Amuntai Ahmad Suhaimi mengatakan ada dua motif yang melatarbelakangi petani beralih pekerjaan yakni motif sosial dan motif ekonomi.

"Barangkali dari hasil pergaulan memunculkan keinginan untuk berprestasi, berafiliasi bahkan berkuasa,, atau barangkali karena ingin mendapatkan penghasilan yang lebih besar," kata Suhaimi.

Ditambahkan, faktor usia, pendidikan, tingkat penghasilan, luas lahan yang dimiliki juga turut menjadi motivasi bagi petani untuk beralih pekerjaan.

Suhami menjelaskan jika pekerjaan sebagai petani memang tergantung musiman dengan penghasilan kadang tidak menetap sementara kebutuhan terus meningkat.

Sementara sektor industri kerajinan semakin berkembang karena memiliki nilai tukar (terms of trade) lebih tinggi karena menghasilkan produk beragam dan memberikan manfaat yang lebih tinggi bagi masyarakat.

Suhaimi berharap Stiper Amuntai dapat menghasilkan alumni yang sesuai visi dan misinya bisa memberdayakan sumber daya alam berupa rawa yang dimiliki Kabupaten HSU.






 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018