Tanjung, (Antaranews.Kalsel) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong melakukan pemantauan kualitas air sungai di enam lokasi sebagai bahan masukan pengelolaan sungai di 'Bumi Saraba Kawa' ini.
     
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong Rowi Rawatianice menyampaikan hasil pemantuan indeks kualitas air Sungai Tabalong masuk kategori cemar ringan.
   
"Ada beberapa lokasi yang masuk cemar sedang berdasarkan indeks kualitas air," jelas Rowi  pada sosialisasi kualitas air  sungai ditinjau dari tingkat pencemaran dan pengaruhnya bagi kesehatan.
     
Lokasi pemantauan kualitas air masing - masing di Sungai Tabalong, Sungai Mangkusip, Sungai Jaing, Sungai Tabalong Kanan, Sungai Hanyar, Sungai Jangkung dan Sungai Tabalong Kiwa.
     
Dari tujuh lokasi tersebut status mutu air sungai cemar sedang ditemukan di Sungai Tabalong Kiwa bagian Hulu dan Sungai Jangkung Bagian Hilir, sisanya tergolong cemar ringan.
     
Pencemaran di Sungai Tabalong sendiri disebabkan bakteri escherichia coli atau e - coli penyebab diare menyusul  masih ada  warga membuang tinja (air besar) langsung ke sungai tanpa menggunakan WC.
     
Menurut Analisis Pengamanan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Solihin saat ini tiga sungai tergolong cemar berat akibat tingginya kandungan bakteri e - coli.
     
"Sungai Nagara, Sungai Barito dan Sungai Martapura memang tergolong tinggi kandungan bakteri e - colinya," jelas Solihin.
   
Hal senada juga disampaikan pejabat fungsional pengendali dampak lingkungan hidup madya Dinas LH Provinsi Kalsel  Asbiani saat memaparkan soal kualitas air sungai ditinjau dari tingkat pencemaran.
     
"Hampir semua sungai di Kalsel sudah tercemar bakteri e - coli karena kebiasaan BAB di sungai belum bisa dihilangkan," jelas Asbiani.
     
Sosialisasi sendiri dibuka Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Tabalong Aberani Aberar dihadiri perwakilan perusahaan, aparatur kecamatan dan desa yang menjadi lokasi pemantauan kualitas air sungai.






    

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018