Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sebanyak 108 kabupaten dan kota di Indonesia belajar mengurangi dan mengelola sampah plastik Kota Banjarmasin yang digelar pada kegiatan Advocacy Horisontal Learning (AHL) oleh  Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI).
     
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina di Banjarmasin Kamis mengatakan, acara AHL atau saling tukar informasi yang digelar di Kota Banjarmasin tersebut, merupakan sarana untuk saling belajar keberhasilan masing-masing kabupaten dan kota di Indonesia dalam pengelolaan sanitasi.
     
Khusus Kota Banjarmasin, kata dia, dinilai telah berhasil mengurangi sampah plastik, sejak tiga tahur terakhir, atau sejak diterapkanya Peraturan Wali Kota (Perwali) No. 18 tahun 2016 tentang pengurangan penggunaan kantongan plastik di retail maupun mini market.
     
Selain itu, juga tentang adanya surat edaran nomor 6660.01/1364-KPS/DLH/XII/2017 tentang kewajiban ASN menjadi nasabah bank sampah.
Selain itu, juga adanya himbauan pengurangan penggunaan kantong plastik di sekolah-sekolah.
     
"Seluruh keberhasilan kami dalam mengurangi penggunaan kantong plastik tersebut, yang kini ingin dipelajari dan diikuti oleh kabupaten dan kota di Indonesia lainnya," katanya.
     
Menurut Ibnu Sina, sejak dikeluarkannya Perwali tersebut, telah terjadi pengurangan sampah plastik hingga 15 persen.
     
Selain itu, tambah dia, pemerintah juga mampu mencegah 52 juta lembar kantong plastik masuk ke perairan maupun menjadi sampah lingkungan.
     
Hal itu, merupakan upaya yang luar biasa, sebagai upaya untuk penyelamatan lingkungan.
     
"Terbukti, saat ini masyarakat yang belanja ke retail besar maupun mini market di Banjarmasin, tidak akan mungkin bisa mendapatkan kantong plastik," katanya.
     
Saat ini, sudah ada lima kabupaten dan kota yang ingin mengikuti langkan Kota Banjarmasain, yaitu Balikpapan, Bogor, Bali, Probolinggo dan  Bandung.
     
Selanjutnya, tambah dia, pihaknya juga sedang merencanakan untuk mengurangi pemanfaatan kantong plastik di pasar tradisional, sehingga pengurangan sampah plastik menjadi lebih maksimal.
     
Berkat keberhasilan program tersebut, tambah Ibnu, Pemerintah Kota Banjarmasin mendapatkan insentif dari Kementerian Keuangan sebesar Rp9,5 miliar untuk 2019.
     
"Saat ini, yang saya ketahui baru Kota Banjarmasin yang mendapatkan insentif tersebut," katanya.
     
Dana tersebut, akan dimanfaatkan untuk peningkatan program  kesehatan masyarakat, peningkatan anggaran pengelolaan sungai, yang dibagi ke beberapa dinas terkait.
     
Selain Pemerintah Kota Banjarmasin, AKKOPSI juga menghadirkan tiga kabupaten dan kota lainnya, untuk bisa tukar informasi dan tukar kesuksesan terkait keberhasilan pengelolaan sampah dan lingkungan.
     
Tiga daerah tersebut, antara lain adalah Kabupaten Prengsewu dengan program pengangkatan jamban, Kabupaten Bitung, kesuksesan mengedukasi masyarakat untuk mengurangi minum dengan botol plastik dan mengganti dengan tumbler dan lainnya.
     
Pada acara tersebut, juga hadir Bupati Pringsewu, Wali Kota Palangkaraya dan Wakil Walikota Bitung dan Wali Kota Banjarmasin sebagai tuan rumah.
   
Melalui Forum AHL yang mengangkat tema Pengelolaan Sampah Plastik dan Sanitasi tersebut, diharapkan akan menjadi upaya mengurai berbagai peluang dan sinergi, khususnya dalam rangka menjawab tantangan pengelolaan sanitasi yang baik.
     
Diharapkan, melalui pertemuan tersebut, akan semakin kuat komitmen untuk bersama-sama mewujudkan layanan dasar masyarakat, khususnya sektor sanitasi.
     


 

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018