Banyak orang tua murid di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan mempertanyakan kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS) sebelum murid memasuki proses belajar mengajar di sebuah lembaga sekolah.

Pasalnya, kegiatan MOS dinilai aneh-aneh dan memberatkan murid dan orang tua murid itu sendiri, kata Jainudin, seorang warga Banjarmasin kepada pers di Banjarmasin, Senin.

"Masa selama MOS murid baru disuruh bawa yang aneh-aneh, seperti karung goni yang dibuat semacam tas dan bewarna-warni, padahal karung goni kan sudah tak diproduksi lagi," kata salah satu orang tua murid. 

Akibat kewajiban tersebut membuat anak murid menjadi stres dan marah-marah kepada orang tuanya, dan meminta dicarikan jenis karung tersebut, sehingga kedua orang tua menjadi kelabakan dan mencari ke sana ke mari.

Seperti yang terjadi pada MOS di Sekolah Menengah Farmasi (SMF) Flamboyan Banjarmasin di mana selain disuruh mencari karung goni, murid juga diminta membuat kalung dari aneka rempah-rempah, seperti bawang putih, pala, merica, kemiri dan lain-lain.

Lalu mereka disuruh pula mencari dan membawa brosur mengenai sebuah obat-obatan yang kadangkala obat-obatan tersebut sudah tak beredar lagi. Kemudian, mereka juga disuruh membawa jenis makanan atau gula-gulaan yang sulit diperoleh di pasaran.

Murid pun disuruh turun pagi hari sekali pukul 06.00 Wita, dan kewajiban itu harus dibawa pada pagi hari tersebut.

Akibatnya banyak orang tua murid yang serta merta mencari benda-benda yang harus dibawa anaknya saat MOS tersebut, sampai malam hari bahkan ke lokasi-lokasi yang jauh dari rumah agar saat anak mereka turun MOS bisa membawa benda-benda yang diwajibkan tersebut.

Dari semua perintah yang aneh-aneh tersebut seringkali keluarga murid ikut stres, karena anak murid yang tak menemukan apa yang diperintahkan itu menjadi uring-uringan dan bahkan menangis karena takut dimarahi kakak kelas saat MOS.

Bukan hanya itu saja, banyak lagi kegiatan yang dinilai aneh-aneh yang sebenarnya hal itu apakah memberi manfaat bagi perkembangan belajar murid, atau bahkan sebaliknya merugikan anak murid itu sendiri karena menjadi takut ke sekolah bila tak berhasil memenuhi keinginan masa MOS tersebut.

Menurut para orang tua, walaupun MOS tetap diberlakukan kalau memang bermanfaat hendaknya kewajibannya hanya yang wajar-wajar saja, seperti bawa sapu untuk membersihkan ruangan kelas atau bawa cangkul untuk membersihkan rumput halaman sekolah.

Tetapi kalau MOS tak bermanfaat banyak orang tua berharap sebaiknya MOS dengan kegiatan aneh-aneh itu ditiadakan saja, dan diganti dengan kegiatan yang benar-benar tidak memberatkan dan bermanfaat./ C

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012