Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Tiada hari tanpa antre untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar pada sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Provinsi Kalimantan Selatan setidaknya dalam enam bulan terakhir.
Pantauan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Ahad melaporkan, antrean panjang mobil atau kendaraan bermotor roda empat untuk mendapatkan solar bersubsidi terlihat pada sejumlah SPBU??di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota itu.
Sebagai contoh SPBU Jalan A Yani kilometer (km)5,5 Banjarmasin, km17 Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, km19 dan km26 Landasan Ulin serta di Jalan Trikora Kota Banjarbaru.
Mendominasi antrean mobil untuk mendapatkan solar bersubsidi pada SPBU tersebut jenis truk, terkecuali pada SPBU Jalan A Yani km5,5 dan km6,5 bercampur dengan bus buat persiapan keberangkatan karena dekat terminal induk di Jalan Pramuka/km6 Banjarmasin.
Antrean mobil yang panjang untuk mendapatkan solar bersubsidi tersebut tampaknya bergiliran, dalam artian tidak setiap hari mengantre pada SPBU yang itu-itu juga, tetapi terkadang di SPBU lain.
Beberapa orang sopir truk yang usianya rata-rata hampir setengah baya atau 50-an tahun mengatakan antrean yang cukup lama atau mencapai setengah tahun tidak pernah terjadi masa pemerintahan terdahulu.
"Ketika pemerintahan terdahulu atau beberapa kali ganti presiden, antrean untuk mendapatkan BBM bersubsidi paling lama betul tiga bulan, kemudian normal kembali," ujar Jujus (53), sopir sekaligus pemilik truk.
Memang sempat beberapa hari menjelang dan sesudah hari fitrah (Idul Fitri) lalu tidak terjadi antrean panjang guna menyukseskan angkutan lebaran 1439 Hijriah," tutur ayah dari dua anak, warga "kota seribu sungai" Banjarmasin tersebut.
Penuturan serupa dari Abdullah (50), sopir-warga daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Sementara seorang operator SPBU menjelaskan terjadi antrean panjang karena mungkin jumlah kendaraan bermotor terus bertambah dan tangki (penampungan BBM) besar-besar terutama truk berbeda dengan jenis bis mini seperti Colt L300, Inova dan Avanza.
Kalau Avanza, mungkin dengan premium cukup Rp300.000 (sesuai kapasitas tangki) sudah bisa dua atau tiga hari dengan jarak tempuh sekitar 40 kilometer. Tetapi truk mungkin minimal harus mengeluarkan Rp500.000 dan itupun jarak tidak terlalu jauh," katanya.
Sedangkan pasokan tidak bertambah sehingga saat menunggu kedatangan suplai, truk-truk harus mengantre.
Ia tanpa banyak komentar karena dirinya hanya melaksanakan tugas melayani konsumen sejauh persediaan BBM ada.
Ketika ditanya, apakah seringnya antre karena pengurangan jatah/pasokan ? Operator tersebut sambil tersenyum mengaku tidak mengetahui. (KR-SKR).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Pantauan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Ahad melaporkan, antrean panjang mobil atau kendaraan bermotor roda empat untuk mendapatkan solar bersubsidi terlihat pada sejumlah SPBU??di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota itu.
Sebagai contoh SPBU Jalan A Yani kilometer (km)5,5 Banjarmasin, km17 Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, km19 dan km26 Landasan Ulin serta di Jalan Trikora Kota Banjarbaru.
Mendominasi antrean mobil untuk mendapatkan solar bersubsidi pada SPBU tersebut jenis truk, terkecuali pada SPBU Jalan A Yani km5,5 dan km6,5 bercampur dengan bus buat persiapan keberangkatan karena dekat terminal induk di Jalan Pramuka/km6 Banjarmasin.
Antrean mobil yang panjang untuk mendapatkan solar bersubsidi tersebut tampaknya bergiliran, dalam artian tidak setiap hari mengantre pada SPBU yang itu-itu juga, tetapi terkadang di SPBU lain.
Beberapa orang sopir truk yang usianya rata-rata hampir setengah baya atau 50-an tahun mengatakan antrean yang cukup lama atau mencapai setengah tahun tidak pernah terjadi masa pemerintahan terdahulu.
"Ketika pemerintahan terdahulu atau beberapa kali ganti presiden, antrean untuk mendapatkan BBM bersubsidi paling lama betul tiga bulan, kemudian normal kembali," ujar Jujus (53), sopir sekaligus pemilik truk.
Memang sempat beberapa hari menjelang dan sesudah hari fitrah (Idul Fitri) lalu tidak terjadi antrean panjang guna menyukseskan angkutan lebaran 1439 Hijriah," tutur ayah dari dua anak, warga "kota seribu sungai" Banjarmasin tersebut.
Penuturan serupa dari Abdullah (50), sopir-warga daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Sementara seorang operator SPBU menjelaskan terjadi antrean panjang karena mungkin jumlah kendaraan bermotor terus bertambah dan tangki (penampungan BBM) besar-besar terutama truk berbeda dengan jenis bis mini seperti Colt L300, Inova dan Avanza.
Kalau Avanza, mungkin dengan premium cukup Rp300.000 (sesuai kapasitas tangki) sudah bisa dua atau tiga hari dengan jarak tempuh sekitar 40 kilometer. Tetapi truk mungkin minimal harus mengeluarkan Rp500.000 dan itupun jarak tidak terlalu jauh," katanya.
Sedangkan pasokan tidak bertambah sehingga saat menunggu kedatangan suplai, truk-truk harus mengantre.
Ia tanpa banyak komentar karena dirinya hanya melaksanakan tugas melayani konsumen sejauh persediaan BBM ada.
Ketika ditanya, apakah seringnya antre karena pengurangan jatah/pasokan ? Operator tersebut sambil tersenyum mengaku tidak mengetahui. (KR-SKR).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018