Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan mengeluhkan melambungnya harga Elpiji 3 kilogram yang mencapai hingga Rp35 ribu per tabung dalam satu bulan terakhir.
Salah satu agen di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) PT Prima Mitralindo Utama (PT.PMU) menyatakan tidak ada masalah terkait ketersediaan stok Gas Elpiji 3 kg.
"Penyaluran Gas Elpiji untuk 3 kg berjalan normal, setiap hari kita mendapat pasokan Gas Elpiji 3 kg mencapai 26.000 kg" ujar Staf Administrasi PT PMU, Agung di Amuntai, Kamis.
Agung mengatakan, PT. PMU melayani sebanyak 33 pangkalan di Kecamatan Banjang, semua pangkalan mendapat bagian sesuai jatah masing-masing.
Ia mengaku heran juga apabila ternyata stok Elpiji 3 kg menjadi langka di tingkat pengecer sehingga harga menjadi melambung.
"Kemungkinan yang bermain adalah pengecer, kalau agen dan pangkalan tidak berani," ujarnya.
Agung menjelaskan harga jual Elpiji 3 kg di agen sesuai Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14.750 pertabung, sementara harga jual di pangkalan Rp18.000 per tabung.
"Namun harga ditingkat pengecer mencapai Rp23.000 per tabung dan itu pun lekas habis di beli masyarakat," katanya.
Melambungnya harga Elpiji 3 kg di sebagian pengecer mencapai Rp35 ribu diduga akibat ulah pengecer 'nakal' yang sengaja menstok Gas Elpiji 3 kg dari tiap pangkalan yang kemudian dijual kembali dengan harga mahal.
Pedagang eceran yang 'nakal' ini bisa leluasa menetapkan harga cukup mahal karena.stok gas Elpiji di Pangkalan cepat habis dibeli pihak pengecer.
Kasi Kemetrologian dan Pengawas Perdagangan Dikoperindag dan UKM Kabuoaten HSU Arbiansyah mengatakan semestinya pangkalan tidak melayani pengecer, karena pangkalan sendiri sebenarnya adalah pengecer.
"Seharusnya yang dilayani Pangkalan adalah masyarakat bukan pedagang eceran," katanya.
Namun, lanjutnya, para pedagang eceran dadakan yang jumlahnya cukup besar ini membeli gas elpiji dengan jumlah sebanyak dua biji per orang di tiap pangkalan.
Para pengecer lantas menjual kembali gas Elpiji 3 kg disaat stok Gas Elpiji di pangkalan dan toko mulai langka.
"Sebagian pengecer lagi ada yang melarikan Gas elpiji keluar daerah HSU seperti ke Balangan, Barabai, karena nilai jualnya mungkin lebih menguntungkan," kata Arbiansyah.
Kasi Perdagangan Marjuki mengatakan untuk antsipasi melambungnya Gas Elpiji, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UKM akan melakukan monitoring berkala.
"Kita juga akan memanggil dan mengumpulkan semua pemilik pangkalan untuk dilakukan pembinaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Salah satu agen di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) PT Prima Mitralindo Utama (PT.PMU) menyatakan tidak ada masalah terkait ketersediaan stok Gas Elpiji 3 kg.
"Penyaluran Gas Elpiji untuk 3 kg berjalan normal, setiap hari kita mendapat pasokan Gas Elpiji 3 kg mencapai 26.000 kg" ujar Staf Administrasi PT PMU, Agung di Amuntai, Kamis.
Agung mengatakan, PT. PMU melayani sebanyak 33 pangkalan di Kecamatan Banjang, semua pangkalan mendapat bagian sesuai jatah masing-masing.
Ia mengaku heran juga apabila ternyata stok Elpiji 3 kg menjadi langka di tingkat pengecer sehingga harga menjadi melambung.
"Kemungkinan yang bermain adalah pengecer, kalau agen dan pangkalan tidak berani," ujarnya.
Agung menjelaskan harga jual Elpiji 3 kg di agen sesuai Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14.750 pertabung, sementara harga jual di pangkalan Rp18.000 per tabung.
"Namun harga ditingkat pengecer mencapai Rp23.000 per tabung dan itu pun lekas habis di beli masyarakat," katanya.
Melambungnya harga Elpiji 3 kg di sebagian pengecer mencapai Rp35 ribu diduga akibat ulah pengecer 'nakal' yang sengaja menstok Gas Elpiji 3 kg dari tiap pangkalan yang kemudian dijual kembali dengan harga mahal.
Pedagang eceran yang 'nakal' ini bisa leluasa menetapkan harga cukup mahal karena.stok gas Elpiji di Pangkalan cepat habis dibeli pihak pengecer.
Kasi Kemetrologian dan Pengawas Perdagangan Dikoperindag dan UKM Kabuoaten HSU Arbiansyah mengatakan semestinya pangkalan tidak melayani pengecer, karena pangkalan sendiri sebenarnya adalah pengecer.
"Seharusnya yang dilayani Pangkalan adalah masyarakat bukan pedagang eceran," katanya.
Namun, lanjutnya, para pedagang eceran dadakan yang jumlahnya cukup besar ini membeli gas elpiji dengan jumlah sebanyak dua biji per orang di tiap pangkalan.
Para pengecer lantas menjual kembali gas Elpiji 3 kg disaat stok Gas Elpiji di pangkalan dan toko mulai langka.
"Sebagian pengecer lagi ada yang melarikan Gas elpiji keluar daerah HSU seperti ke Balangan, Barabai, karena nilai jualnya mungkin lebih menguntungkan," kata Arbiansyah.
Kasi Perdagangan Marjuki mengatakan untuk antsipasi melambungnya Gas Elpiji, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UKM akan melakukan monitoring berkala.
"Kita juga akan memanggil dan mengumpulkan semua pemilik pangkalan untuk dilakukan pembinaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018