Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan turut melaksanakan apel peringatam HarI Santri Nasional di Halaman kantor Pemkab dilanjutkan tabliq akbar di Mesjid Raya At Taqwa Amuntai.
Apel gabungan ASN yang dilaksanakan setiap senin pagi ini dirangkai dengan apel memperingati Hari Santri diikuti para pejabat, ASN, alim ulama dan tak kurang 4500 santri santriwati dari seluruh Pondok pesantren menghadiri apel peringatan Hari Santri.
"Kita patut berbangga dengan adanya Peringatan Hari Santri Nasional karena menunjukan perhatian yang begitu tinggi dari pemerintah dan negara terhadap eksistensi pondok pesantren dan para santr," ujar Bupati Abdul Wahid di Amuntai, Senin.
Wahid mengatakan dalam perjalanan Bangsa dan Negara Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran para Kyai dan Ulama serta perjuangan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Selain itu, katanya, keberadaan pondok pesantren dan para santrinya turut memberi andil besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan agama dan pendidikan umum.
Wahid menyampaikan Peringatan Hari Santri 2018 mengusung tema “Bersama Santri Damailah Negeri”. Isu perdamaian diangkat sebagai respon atas kondisi Bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan, seperti maraknya hoax, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan, hingga terorisme.
"Hari Santri tahun ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai ‘pionir perdamaian’ yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia, dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat," katanya.
Peringatan Hari Santri berlanjut ke ruang induk Mesjid Raya At Taqwa Amuntai dengan menggelar tablig akbar yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Pondok Pesantren Kabupaten HSU.
Panitia menghadirkan KH Muhammad Naufal Nasyad dari Martapura sebagai pengisi ceramah yang turut dihadiri Bupati HSU H.Abdul Wahid, Ketua TP PKK HSU Hj Anisah Rasyidah, para pejabat dan lainnya.
Ketua panitia Nashirudin Napsi mengatakan Peringatan Hari Santri di dasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri merupakan babak baru dalam sejarah Umat Islam Indonesia.
"Hari Santri yang merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan kaum santri," kata Naahirudin.
Bupati Abdul Wahid dalam amanatnya berharap momentum Hari Santri bisa menjadi sarana menjalin silaturahmi Ukhuwah Islamia, menjaga kerukunan umat beragama dan kesatuan negara republik indonesia.
"Sudah sepatutnya pemerintah memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Wahid.
Dalam ceramahnya KH Muhammad Naupal Nasyad menekankan pentingnya Umat Islam menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan, karena para pendahulu mereka sudah bersusah payah membangun republik ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Apel gabungan ASN yang dilaksanakan setiap senin pagi ini dirangkai dengan apel memperingati Hari Santri diikuti para pejabat, ASN, alim ulama dan tak kurang 4500 santri santriwati dari seluruh Pondok pesantren menghadiri apel peringatan Hari Santri.
"Kita patut berbangga dengan adanya Peringatan Hari Santri Nasional karena menunjukan perhatian yang begitu tinggi dari pemerintah dan negara terhadap eksistensi pondok pesantren dan para santr," ujar Bupati Abdul Wahid di Amuntai, Senin.
Wahid mengatakan dalam perjalanan Bangsa dan Negara Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran para Kyai dan Ulama serta perjuangan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Selain itu, katanya, keberadaan pondok pesantren dan para santrinya turut memberi andil besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan agama dan pendidikan umum.
Wahid menyampaikan Peringatan Hari Santri 2018 mengusung tema “Bersama Santri Damailah Negeri”. Isu perdamaian diangkat sebagai respon atas kondisi Bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan, seperti maraknya hoax, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan, hingga terorisme.
"Hari Santri tahun ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai ‘pionir perdamaian’ yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia, dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat," katanya.
Peringatan Hari Santri berlanjut ke ruang induk Mesjid Raya At Taqwa Amuntai dengan menggelar tablig akbar yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Pondok Pesantren Kabupaten HSU.
Panitia menghadirkan KH Muhammad Naufal Nasyad dari Martapura sebagai pengisi ceramah yang turut dihadiri Bupati HSU H.Abdul Wahid, Ketua TP PKK HSU Hj Anisah Rasyidah, para pejabat dan lainnya.
Ketua panitia Nashirudin Napsi mengatakan Peringatan Hari Santri di dasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri merupakan babak baru dalam sejarah Umat Islam Indonesia.
"Hari Santri yang merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan kaum santri," kata Naahirudin.
Bupati Abdul Wahid dalam amanatnya berharap momentum Hari Santri bisa menjadi sarana menjalin silaturahmi Ukhuwah Islamia, menjaga kerukunan umat beragama dan kesatuan negara republik indonesia.
"Sudah sepatutnya pemerintah memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Wahid.
Dalam ceramahnya KH Muhammad Naupal Nasyad menekankan pentingnya Umat Islam menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan, karena para pendahulu mereka sudah bersusah payah membangun republik ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018