Wakil Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, H Difriadi Darjat meminta seluruh kalangan pengusaha bidang pertambangan dan bidang perkebunan untuk tetap memenuhi hak-hak kebutuhan hidup masyarakat adat yang tinggal di pedalaman.
Jangan sampai masyarakat yang hakekatnya merupakan penduduk asli di kawasan daerah tersebut kehidupanya justru terpinggirkan akibat berkembangnya aktifitas usaha yang masuk dari daerah lain.
"Intinya kesejahteraan. Sebab akan sangat ironis jika banyak perusahaan yang beraktifitas dipedalaman tetapi kesejahteraan masyarakat disekitarnya tidak bisa meningkat," ucap wakil bupati pada saat menghadiri acara adat "Aruh Ganal"(selamatan besar-besaran-Red) masyarakat dayak di Kecamatan Mantewe, Kamis.
Menurut wakil bupati, hak-hak masyarakat adat yang tetap harus dipenuhi antara lain hak-hak tanah yang sebagian sudah dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha.
Termasuk hak berbudaya yang juga mesti tetap dijaga dan dilestarikan supaya tidak mudah tergerus atau luntur begitu saja akibat pengaruh modernisasi sistem ekonomi yang masuk kedaerah tersebut.
Aruh Ganal, misalnya. Acara adat ini diharapkan tetap lestari sebagai icon budaya lokal masyarakat pedalaman di wilayah Kalimantan Selatan khususnya Tanah Bumbu.
Acara ini sebagai bentuk ekspresi rasa syukur masyarakat di pedalaman atas hasil panen sekaligus awal dimulainya periode musim tanam kembali.
Pelaksanaan Aruh Ganal ditandai dengan tarian masyarakat adat dayak mengelilingi hiasan janur kuning yang disusun sedikian rupa ditengah balai atau rumah adat setempat.
Pada kesempatan itu, wakil bupati turut serta menari ditengah acara yang dianggap sakral tersebut. Tari-tarian di iringi tabuhan gendang tradisional sebagai pengarah gerakan para penari di tempat itu./C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
Jangan sampai masyarakat yang hakekatnya merupakan penduduk asli di kawasan daerah tersebut kehidupanya justru terpinggirkan akibat berkembangnya aktifitas usaha yang masuk dari daerah lain.
"Intinya kesejahteraan. Sebab akan sangat ironis jika banyak perusahaan yang beraktifitas dipedalaman tetapi kesejahteraan masyarakat disekitarnya tidak bisa meningkat," ucap wakil bupati pada saat menghadiri acara adat "Aruh Ganal"(selamatan besar-besaran-Red) masyarakat dayak di Kecamatan Mantewe, Kamis.
Menurut wakil bupati, hak-hak masyarakat adat yang tetap harus dipenuhi antara lain hak-hak tanah yang sebagian sudah dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha.
Termasuk hak berbudaya yang juga mesti tetap dijaga dan dilestarikan supaya tidak mudah tergerus atau luntur begitu saja akibat pengaruh modernisasi sistem ekonomi yang masuk kedaerah tersebut.
Aruh Ganal, misalnya. Acara adat ini diharapkan tetap lestari sebagai icon budaya lokal masyarakat pedalaman di wilayah Kalimantan Selatan khususnya Tanah Bumbu.
Acara ini sebagai bentuk ekspresi rasa syukur masyarakat di pedalaman atas hasil panen sekaligus awal dimulainya periode musim tanam kembali.
Pelaksanaan Aruh Ganal ditandai dengan tarian masyarakat adat dayak mengelilingi hiasan janur kuning yang disusun sedikian rupa ditengah balai atau rumah adat setempat.
Pada kesempatan itu, wakil bupati turut serta menari ditengah acara yang dianggap sakral tersebut. Tari-tarian di iringi tabuhan gendang tradisional sebagai pengarah gerakan para penari di tempat itu./C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012