Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Banjarbaru, Kalimantan Selatan, siap menggelar Pekan Pertanian Lahan Rawa Nasional (PPRN) II yang diselenggarakan pada 17-20 Oktober 2018.

Kepala Balittra Banjarbaru Hendri Sosiawan CESA di Banjarbaru, Jumat mengatakan, kegiatan itu sebagai media komunikasi dan desiminasi dari dan antarpemangku kepentingan bidang pertanian. 

"Pemangku kepentingan disini adalah yang memiliki perhatian dan program pada pengembangan lahan rawa khususnya dan pembangunan pertanian pada umumnya," ujar dia didampingi Ketua Panitia Mukhlis. 

Ia mengatakan, kegiatan yang dihadiri 800 orang dibuka Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan diagendakan memanen jagung di kawasan Taman Sains Pertanian (TSP) Lahan Rawa Balittra.

"Tema kegiatan sebagai sarana menjaring kerja sama antar lembaga penelitian berskala nasional dan internasional yakni Pertanian Lahan Rawa Mendukung Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045," ucapnya. 

Disebutkan, sejumlah inovasi teknologi pertanian akan ditampilkan dan diperagakan seperti teknologi penataan lahan rawa untuk optimalisasi produksi tanaman dengan sistem surjan.

Kemudian, teknologi pengelolaan air dengan sistem satu arah tabat bertingkat, serta pengendalian air secara makro dengan  tanggul keliling yang kokoh dan dilengkapi dengan pintu dan pompa.

Selanjutnya, teknologi konservasi dan efisiensi pemanfaatan air lahan rawa dengan mulsa dan sprinkle serta teknologi pengelolaan limbah pertanian lahan rawa menjadi pupuk organik padat dan cair

"Kami juga menampilkan teknologi pelestarian tanaman eksotik lahan rawa seperti kerabat durian liar (Durio lowianus), kerabat manggis liar (Garcinia sp) dan srikaya (Anona spp)," ungkapnya. 

Ditambahkan Mukhlis, selain teknologi, sejumlah produk pupuk hayati dan pupuk organik yang adaptif lahan rawa juga ditampilkan seperti "Marahati" yakni pupuk hayati adaptif tanah masam lahan rawa.

"Pupuk Marahati diformulasi khusus untuk meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik, meningkatkan produktivitas tanaman dan keberlanjutan sumberdaya lahan," ujar peneliti Balittra itu.

Dikatakan, produk pupuk lain yakni pupuk hayati "Rhizwa" mengandung bakteri penambat N simbiotk (Rhizobium sp.) dan bakteri pelarut fosfat (Pseudomonas sp.) toleran masam sehingga adaptif lahan rawa.

Pupuk organik cair ‘Brilian’ yang  mengandung fitohormon auksin yang merupakan zat  perangsang tumbuh pada tanaman, dapat diaplikan pada tanaman pangan (padi, jagung) dan Hortikultura (cabai, bawang).

Pupuk organik padat ‘Porre’  yang diformulasi dari limbah ternak dan biochar mampu memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisika, menambah hara menurunkan emisi GRK dan aman bagi lingkungan.


 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018