Kotabaru,  (Antaranews Kalsel) - DPRD Kabupaten Kotabaru mengingatkan pemerintah daerah setempat agar melakukan antisipasi gagal panen dalam memasuki musim kemarau kali ini, melalui program-program yang berpihak pada petani.

"Dampak musim kemarau dapat berimbas petani gagal panen, dan hendaknya pemerintah daerah dapat dengan segera mengambil langkah cepat," tegas Ketua DPRD Kotabaru, Hj Alfisah.

Karena informasi yang berkembang, di sejumlah daerah termasuk kecamatan-kecamatan di Kotabaru terjadi gagal panen bagi sebagian petani, hal itu disebabkan keringnya lahan persawahan mereka sehingga tanaman mati.

Dikatakannya, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti ancaman krisis pangan, perlu penanganan cepat, antisipasi dini terhadap kemungkinan-kemungkinan sebagai dampak dari kemarau yang panjang.

Di antara yang bisa dilakukan pemerintah daerah, melalui SKPD terkait segera mendeteksi dan melaporkanya kepada bupati agar bisa mengambil langkah cepat penanggulangan.

Dalam hal ini, DPRD berusaha memback-up di wilayah penganggaran, dan hal itu sudah dilakukan melalui pos-pos penanggulangan bencana.

Sehubungan dengan itu, dari anggaran tersebut bisa diperuntukkan pemberian bantuan kepada masyarakat berupa bahan makanan pokok dan bahkan penyaluran air bersih, karena diketahui ada sebagian warga yang daerahnya sudah mengalami kelangkaan air bersih akibat kemarau ini.

"Kami ingin agar optimalisasi terhadap program-program yang telah dianggarkan dalam bantuan bencana alam," ungkap Alfisah.

Jadi masalah kebijakan lanjut dia, sebenarnya sudah diakomodir, tinggal pelaksanaanya oleh eksekutif berupa bantuan-bantuan kepada masyarakat.

Diketahui, belum turunya hujan dalam beberapa bulan terakhir mengakibatan mengeringnya sumber air di sebagian besar wilayah Kabupaten Kotabaru, umumnya di daerah pedesaan.

Wilayah Kotabaru di daratan Kalimantan seperti Kecamatan Kelumpang Hilir, Kelumpang Hulu, Kelumpang Selatan, Hampang dan sekitarnya, masyarakatnya sangat merasakan dampak dari kemarau sehingga agak sulit mendapatkan sumber air.

Ny Solikha, warga Desa Bumi Asih mengaku agak kesulitan mendapatkan air bila musim kemarau seperti ini, pasalnya ketersediaan air yang terbatas harus berebut dengan warga lainnya.

Kondisi tersebut diperparah dengan masih rendahnya harga sawit (tandan buah segar/TBS), sehingga hasil panen sawit relatif kurang untuk memenuhikebutuhan sehari-hari.Budi Suyanto
 

Pewarta: shohib

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018