Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Luasan lahan yang terkena dampak Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mencapai 511 hektare yang didominasi kawasan gambut dan lahan kosong.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kota Banjarbaru, Ahmad Syarief Nizami di Kota Banjarbaru, Senin mengatakan, jumlah lahan terbakar itu akumulasi sejak Januari hingga September 2018.
"Luasan lahan terbakar mencapai 511 hektare itu tersebar di sejumlah daerah rawan karhutla terutama lahan gambut yang sangat mudah terbakar di musim kemarau," ujarnya.
Disebutkan, selama periode tanggal 1 Januari hingga 23 September 2018 telah terjadi 147 kali kebakaran hutan dan lahan sehingga menyebabkan luas lahan terbakar mencapai ratusan hektare.
Ia mengatakan, dari lima kecamatan yang ada di Banjarbaru, luasan lahan paling terbakar paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang.
"Dua kecamatan itu memang banyak lahan kosong termasuk lahan gambut yang sangat mudah terbakar bahkan jika sudah terbakar maka sangat sulit untuk memadamkannya," ungkap dia.
Menurut dia, pihaknya kewalahan memadamkan kobaran api yang terjadi di lahan gambut seperti kawasan Guntung Damar Kecamatan Landasan Ulin dan setiap saat bisa saja terbakar.
"Lahan gambut di kawasan Guntung Damar memang susah dipadamkan dan sering terbakar meski pun sudah diguyur hujan termasuk di bom air menggunakan heli water bombing," ucapnya.
Dikatakan Nizami yang juga menjabat Kabag Humas dan Protokok Setdakot Banjarbaru itu, wilayah lain yang mudah terbakar adalah kawasan Pengayuan di Kecamatan Liang Anggang.
"Kawasan pengayuan memang sudah menjadi langganan terbakar jika musim kemarau sehingga kami selalu waspada dan menyiapkan personel serta peralatan untuk memadamkan api," ujarnya.
Ditambahkan, pihaknya menyiagakan personel baik petugas BPBD sebanyak 15 orang maupun personel bantuan dari TNI dan Polri serta relawan Manggala Agni termasuk petugas BPBD Kalsel.
"Jika luasan lahan terbakar melebihi tiga hektare, kami menurunkan seluruh personel gabungan sebanyak 30 orang termasuk peralatan pendukung untuk memadamkan api," katanya
.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kota Banjarbaru, Ahmad Syarief Nizami di Kota Banjarbaru, Senin mengatakan, jumlah lahan terbakar itu akumulasi sejak Januari hingga September 2018.
"Luasan lahan terbakar mencapai 511 hektare itu tersebar di sejumlah daerah rawan karhutla terutama lahan gambut yang sangat mudah terbakar di musim kemarau," ujarnya.
Disebutkan, selama periode tanggal 1 Januari hingga 23 September 2018 telah terjadi 147 kali kebakaran hutan dan lahan sehingga menyebabkan luas lahan terbakar mencapai ratusan hektare.
Ia mengatakan, dari lima kecamatan yang ada di Banjarbaru, luasan lahan paling terbakar paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang.
"Dua kecamatan itu memang banyak lahan kosong termasuk lahan gambut yang sangat mudah terbakar bahkan jika sudah terbakar maka sangat sulit untuk memadamkannya," ungkap dia.
Menurut dia, pihaknya kewalahan memadamkan kobaran api yang terjadi di lahan gambut seperti kawasan Guntung Damar Kecamatan Landasan Ulin dan setiap saat bisa saja terbakar.
"Lahan gambut di kawasan Guntung Damar memang susah dipadamkan dan sering terbakar meski pun sudah diguyur hujan termasuk di bom air menggunakan heli water bombing," ucapnya.
Dikatakan Nizami yang juga menjabat Kabag Humas dan Protokok Setdakot Banjarbaru itu, wilayah lain yang mudah terbakar adalah kawasan Pengayuan di Kecamatan Liang Anggang.
"Kawasan pengayuan memang sudah menjadi langganan terbakar jika musim kemarau sehingga kami selalu waspada dan menyiapkan personel serta peralatan untuk memadamkan api," ujarnya.
Ditambahkan, pihaknya menyiagakan personel baik petugas BPBD sebanyak 15 orang maupun personel bantuan dari TNI dan Polri serta relawan Manggala Agni termasuk petugas BPBD Kalsel.
"Jika luasan lahan terbakar melebihi tiga hektare, kami menurunkan seluruh personel gabungan sebanyak 30 orang termasuk peralatan pendukung untuk memadamkan api," katanya
.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018