Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Desa Rampa, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan yang merupakan kawasan kumuh akan ditata dengan konsep kampung pelangi.

Camat Pulau Laut Utara Juhaini, Selasa di Kotabaru, mengatakan Desa Rampa merupakan satu dari beberapa kawasan kumuh di pusat kota.

"Pemerintah ingin kawasan kumuh itu disulap jadi menarik, lalu ada istilah kampung pelangi," ujarnya.

Kampung pelangi sudah lebih dulu dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia. Konsep kampung tematik yang identik dengan semarak cat warna-warni pada tembok hingga atap rumah-rumah warga itu berhasil menjadi daya tarik wisata.

Dengan adanya kampung pelangi, Desa Rampa nantinya juga diharapkan mampu menarik wisatawan.

Desa Rampa merupakan kawasan pemukiman padat penduduk yang berada di pinggir laut. Dihuni mayoritas etnis Bajau Samma, kehidupan masyarakatnya tak bisa lepas dari laut.

Penduduknya sebagian besar menggantungkan hidup dari hasil melaut. Setiap tahun mereka juga menggelar pesta adat selamatan laut.

Seiring ramainya pengunjung yang datang, tentu akan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

Tidak hanya melihat-lihat budaya kehidupan masyarakat pesisir yang unik, pengunjung juga dapat membeli ikan langsung dari nelayan setempat.

"Jadi, di sana ada perkembangan ekonomi, itu yang diharapkan," kata Juhaini.

Proyek ini akan segera direalisasikan karena anggarannya sudah diusulkan di APBD Perubahan 2018 sebesar Rp200 juta. Dengan dana yang minim, wilayah yang dikerjakan pun terbatas pada satu RT.

Pihak kecamatan telah menyosialisasikan program Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Kotabaru ini kepada masyarakat bersama pemerintah desa dan RT.

Menurut Juhaini, sambutan masyarakat cukup baik terhadap rencana pembuatan kampung pelangi di lingkungan tempat tinggal mereka.

"Bahkan ada warga yang siap mengecat rumahnya sendiri," tambahnya.

Pihaknya sendiri berharap konsep kampung pelangi di Desa Rampa nantinya tak sekadar hanya menjiplak suasana kampung pelangi yang sudah ada di daerah lain. Akan tetapi, ada keunikan yang menjadi nilai lebih, seperti memberi sentuhan budaya lokal.

"Kalau hanya warna pelangi, kita cuma menjiplak daerah lain. Kita harapkan kearifan lokal bisa ditonjolkan, dengan memunculkan motif budaya yang memiliki makna," demikian Juhaini.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018