Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Pambalah Batung Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan menjumpai pasien anak dengan cacat bawaan mirip Kasus Penyakit Rubella. 

Dokter Spesialis Anak di RS Pambalah Batung Dr. Islamiyah Dewi Yuliantin Sp.A di Amuntai, Kamis mengatakan, selama empat bulan bertugas di Amuntai dirinya  menemukan sekitar tiga orang pasien anak yang memiliki kelainan bawaan.
 
"Saya temukan kasus pada anak, seperti penyakit jantung bawaan, keterlambatan perkembangan, tapi gak ada gejala Rubella karena untuk memastikan anak menderita Rubella perlu pemeriksaan lebih lanjut," ujar Dewi.

Dewi mengatakan untuk skrining ke arah Congenital Rubella Syndrome ada kriteriamya, sehingga dirinya tidak bisa memastikan bahw pasien anak yang ia jumpai di RS Pambalah Batung menderita Rubella.

Dikatakan, cacat bawaan seperti kelainan jantung, kerusakan jaringan otak, gangguan pendengaran hingga katarak kongenital merupakan dampak dari Penyakit Rubella.

Dewi mengatakan, Imunisasi Rubella diberikan pada anak karena virus Rubella umumnya menyerang anak-anak yang kemudian ditularkn kepada wanita usia subur dan ibu hamil mengakibatkan cacat bawaan pada janin atau bayi.
 
Penularan virus Rubella bisa terjadi melalui saluran pernafasan dan persentuhan kulit antara anak dengan ibu hamil atau wanita usia subur. Bagi si anak virus Rubella diakui tidak terlalu berbahaya karena gejala yang ditimbulkan akibat virus Rubella seperti demam bisa hilang dengan sendirinya.

Namun di Indonesia katanya penderita penyakit Rubella 1.: 10.000 penduduk, yakni dari 10 ribu anak kemungkinan satu terkena Rubella.

Program Imunisasi Campak dan Rubella, kata Dewi, merupakan Program Pemerintah Pusat sebagai pengenalan (instroducting) kepada masyarakat karena nantinya istilah Imunisasi Campak yang selama ini dikenal akan diganti dengan Imunisasi Campak dan Rubella.
 
"Imunisasi Rubella ini penting untuk mencegah cacat bawaan pada bayi," tandasnya.

Sedang bahaya Penyakit Campak bisa menimbulkan komplikasi seperti Diare, Radang Paru (Pneumonial), Radang Otak (Ensefalitis), kebutaan, gizi buruk, hingga kematian.
 
"Bagi yang sudah Imunisasi Campak, jika tidak kena penyakit berat, jarang timbul komplikasi berat seperti itu," terangnya.

Kalau Penyakit Campaknya saja memang tidak begitu membahayakan, katanya, tapi menjadi berbahaya apabila terjadi Komplikasi.
 
Meski demikian, lanjutnya, anak yang pernah di Imuniasasi Campak masih perlu mendapatkan Imunisasi MR ini agar mendapat kekebalan dari Virus Rubella.

Dewi menegaskan bahwa tujuan kampanye Imunisasi Campak dan Rubella adalah untuk mencapai suatu komunitas yang sehat (health comunity) dimana jika ada penderita Campak Rubella tidak akan mempengaruhi komunitas masyarakat yang sehat tersebut.
 
Selain itu, katanya, Imunisasi Campak dan Rubella merupakan program Pemerintah Pusat untuk mencapai target Indonesia Bebas Campak dan Rubella di 2020.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018