Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan sejak beberapa tahun terakhir Kalimantan Selatan masuk daerah yang mampu mengendalikan inflasi daerah dengan baik sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan lebih baik.

Menurut Sahbirin usai mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2018 di Jakarta, Kamis, terkendalinya tingkat inflasi di Kalsel tersebut terjadi karena kerja keras dan kerja sama seluruh pihak terkait.

Menurut Gubernur, pemerintah bersama dengan seluruh pihak terkait, selalu berupaya mengantisipasi berbagai kenaikan harga dan terus berupaya mencari terobosan baru untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok masayrakat.

"Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait dan dunia usaha atas keberhasilan Kalsel menjaga stabilisasi inflasi di daerah," katanya.

Berdasarkan data tambah dia, tingkat inflasi di Kalsel dalam beberapa tahun terakhir terjaga stabil, seperti pada Juni 2017 sampai Juni 2018, angka inflasi Kalsel tercatat 2,74 persen.

Angka ini lebih rendah dari angka nasional dalam kisaran tahun yang sama yakni sebesar 3,12 persen.

Stabilnya inflasi tersebut, tambah Gubernur, karena sinergitas kebijakan pengendalian inflasi oleh TPID Kalsel, kabupaten dan kota dengan Tim Pengendalian Inflasi Nasional dengan baik.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo, mengapresiasi kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPHD) Provinsi Kalimantan Selatan, atas kerja bersama mengendalikan angka inflasi secara nasional.

Presiden juga mengapresiasi Povinsi, Kota dan Kabupaten, di antaranya dua daerah dari Kalsel, yaitu Kabupaten Banjar dan Tapin, yang masuk dalam daftar nominasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah ( TPID) berprestasi 2017 untuk wilayah Kalimantan.

Dari dua Kabupaten itu, Tim Pengendalian Inflasi Nasional menetapkan TPID Kabupaten Banjar sebagai TPID Berprestasi 2017, untuk wilayah Kalimantan.

Penetapan TPID terbaik tersebut, disampaikan pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2018, di Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

Rapat bertema mempercepat pembangunan infrastruktur untuk mewujudkan stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkualitas, yang juga dihadiri para menteri kabinet kerja, Gubernur BI, gubernur, wali kota dan bupati seluruh Indonesia.

Pada kesempatan itu, Presiden Joko WIdodo mengatakan, nilai inflasi nasional saat ini tergolong stabil yakni di bawah angka 4 persen selama empat tahun terakhir dengan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen.

Dia berharap, seluruh pihak terkait, lebih fokus lagi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi tetap stabil.

Misalnya saja, angka pertumbuhan ekonomi 7 persen, maka angka inflasi kalau ingin lebih stabil kita kejar ke angka 2 persen harapnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga memaparkan dua persoalan strategisperekonomian nasional saat ini.

Pertama, ketidakpastian ekonomi global saat ini. Menyikapinya, pentingnya memperkokoh perekonomian strategis.

Persoalan kedua adalah kurang seimbangnya pertumbuhan angka nilai impor dengan ekspor. Ini penting bagi daerah memacu peningkatan investasi.

Berkaitan dengan kondusi tersebut, lanjut Presiden penting dilakukan penguatan kerja sama antardaerah provinsi dan kabupaten kota di bidang investasi dan perdagangan.

Presiden juga menambahkan, pemerintah tengah fokus pada percepatan pembangunan prioritas. Salah satunya adalah sektor kepariwisataan.

Sektor kepariwisataan yang tengah ditingkatkan ada di beberapa provinsi, antara lain Mandalika di NTB, Danau Toba di Sumatera Utara dan Candi Borobudur di Jawa Tengah.

Presiden juga menaruh harapan besar kepada daerah yang memiliki potensi wisata yang maju agar terus mengembangkan sesuai dengan potensi.

 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018