Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin H Aulia Ramadhan Supit menyatakan, kotanya harus mencontoh Kota Batu dan Kota Malang di Jawa Timur untuk bisa mengeruk Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat besar dari sektor pariwisata.

Pasalnya, kata Aulia di gedung dewan kota, Kamis, kedua kota tersebut berhasil mendapatkan pemasukan yang sangat besar dari sektor pariwisata tersebut, hingga PAD-nya berlipat-lipat mengalami peningkatan.

"Misalnya di Kota Batu itu, kita dapatkan informasi dari kunjungan kerja komisi kita di sana pekan tadi, dulunya hanya memiliki APBD sekitar Rp1,8 triliun, kini APBD-nya melambung menjadi Rp3 triliun," tuturnya.

Menurut politisi Golkar tersebut, sektor utama yang membuat APBD Kota Batu menjadi meningkat signifikan hingga hampir dua kali lipatnya tersebut hanya berselang satu tahun, yakni, pada 2016 ke 2017 dihasilkan dari sektor pariwisata.

"Dari pernyataan DPRD di sana kepada kita, mereka sepakat dengan pemerintah kota setempat untuk membuka keran seluas-luasnya bagi investor untuk membangun pariwisata di sana, dan dijamin," tutur Aulia.

Pemerintah Kota Batu, ujarnya, memfasilitas bagi investor untuk membangun pariwisata buatan secara mudah, hingga kemajuannya sangat dirasakan.

"Kita rasa, pemerintah kota kita juga harus berani demikian, sebab kalau tidak, maka akan sangat lamban pariwisata daerah kita mau maju," ucapnya.

Memang, ungkap Aulia, kondisi daerah Kota Banjarmasin dengan Kota Batu sangat jauh beda, Banjarmasin sebagai kota sungai dengan dataran di bawah permukaan laut, sementara Kota Batu berada di perbukitan yang memberikan pesona alam yang sejuk.

"Namun, kota kita dengan Kota Batu sama-sama memiliki keunikan, Banjarmasin adalah kota seribu sungai yang dapat diolah dengan baik untuk juga menarik minat kunjungan besar, tinggal kreatifitas mempolesnya agar bisa terkenal seperti Kota Baru yang sudah masuk kawasan pariwisata nasional bahkan internasional," tuturnya.

"Yang harus kita contoh dan terapkan, bagaimana tingginya semangat mereka di sana untuk bisa menjadi kota yang terkenal, sebab dari dulunya hanya sebuah kecamatan kecil, kini bisa dikatakan menjadi kota yang berkelas dunia, di mana imbasnya sangat besar bagi perekonomian masyarakat di sana," ujarnya.

Kehadiran Kota Batu yang fenominal tersebut, memberikan imbas bagi Kota Malang yang dulunya menjadi membina Kota Batu, di mana paket wisata menjadi satu antara dua daerah tersebut.

"Orang berkunjung ke Malang pasti akan ke Kota Batu, orang berkunjung ke Kota Batu kebanyakan akan menginapnya di Kota Malang, jadi kedua kota ini saling mengisi, dan sama-sama mendapatkan pemasukan PAD yang besar," tuturnya.

Aulia pun menyatakan, bahwa pihaknya di legislatif akan berupaya membuat regulasi untuk menjadikan pariwisata di daerah ini bisa meningkat signifikan seperti Kota Batu dan Kota Malang, sebab Kota Banjarmasin tidak memiliki penghasil PAD dari kekayaan alam, seperti bersumber dari tambang batu bara, namun hanya sebagai kota dagang dan perekonomian.

"Jadi hanya satu cara untuk mendongkrak besar PAD daerah kita ini, yakni, meningkatkan sektor pariwisata, dan ini perlu kometmen kita bersama, dan istikomah utamanya," pungkas Aulia Ramadhan Supit. 
         
          
        
       
       
        

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018