Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Kalangan DPRD Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan mendesak kepada pemerintah daerah setempat segera turun tangan mengatasi anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit milik warga dalam beberapa bulan terakhir.
Ketua DPRD Kotabaru, Hj Alfisah di Kotabaru, Senin menandaskan keseriusan legislatif dalam menyikapi dinamika yang berkaitan perekonomian masyarakat Bumi Saijaan, salah satunya tren penurunan harga sawit milik rakyat.
Bukan hanya memanggil pihak-pihak terkait seperti dinas perkebunan dan para pemangku kepentingan di sektor ini, secara khusus pada sidang paripurna dalam pandangan akhir DPRD juga ditegaskan secara rinci pada point 18.
"Terkait dengan pemasaran hasil perkebunan masyarakat khususnya kelapa sawit yang belakangan cukup rendah, diharapkan pemerintah daerah membantu dan memfasilitasi," kata Enny Seswati saat membacakan tanggapan akhir Raperda tentang LPJ Bupati anggaran 2017.
Karena dengan harga yang begitu rendah tersebut berakibat pada turunnya kemampuan atau daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga secara umum akan menyulitkan perekonomian masyarakat.
Tindak lanjut atas penegasan tersebut, Alfisah juga berjanji akan memanggil dinas perkebunan dan pihak terkait lainnya yang secara khusus akan membahas sekaligus mencarikan solusi rendahnya harga sawit milik masyarakat itu.
Sebelumnya, Alfisah juga mengaku telah menerima surat yang disampaikan perwakilan petani sawit di sejumlah kecamatan diantaranya Kecamatan Kelumpang terkait pengaduan terus merosotnya harga TBS sawit mereka.
"Menyusul surat yang disampaikan para petani sawit ke legislatif, kami akan menggelar rapat dengar pendapat dengan memanggil pihak-pihak terkait diantaranya Dinas Perkebunan dan perusahaan perkebunan," kata Alfisah.
Dikatakannya, disampaikannya surat permohonan masyarakat petani sawit tersebut ke DPRD, karena apa yang dialami mereka (rendahnya harga TBS sawit) sangat merugikan petani.
Diketahui, terhitung sejak awal Juni 2018 harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kabupaten Kotabaru mengalami penurunan secara bertahap, sehingga mengakibatkan keresahan di kalangan petani.
Abu Azzam, salah seorang petani sawit di kawasan Karang Payau, Kecamatan Kelumpang Hulu mengaku mengalami penurunan pendapatan dari hasil panen sawitnya.
"Pada pekan pertama Juni harga sawit delapan ratusan rupiah per kilo, padahal pada panen sebelumnya harga seribu lebih per kilonya," katanya.
Lebih parah lagi, harga TBS sawit yang terjadi di kawasan Kelumpang Selatan, seperti di Desa Pantai Baru, Desa Bumi Asing, Pembelacanan hingga Desa Tanjung Pangga, karena harga anjlok hingga Rp400 per kilogramnya.
Seperti yang dialami Ummi Nabil, harga panen sawit miliknya hanya dibeli Rp650 per kg, bahkan ada informasi itu akan kembali turun pada panen berikutnya.
"Informasi yang kami dengar, turunnya harga sawit karena banyak pabrik yang masih tutup sejak libur lebaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Ketua DPRD Kotabaru, Hj Alfisah di Kotabaru, Senin menandaskan keseriusan legislatif dalam menyikapi dinamika yang berkaitan perekonomian masyarakat Bumi Saijaan, salah satunya tren penurunan harga sawit milik rakyat.
Bukan hanya memanggil pihak-pihak terkait seperti dinas perkebunan dan para pemangku kepentingan di sektor ini, secara khusus pada sidang paripurna dalam pandangan akhir DPRD juga ditegaskan secara rinci pada point 18.
"Terkait dengan pemasaran hasil perkebunan masyarakat khususnya kelapa sawit yang belakangan cukup rendah, diharapkan pemerintah daerah membantu dan memfasilitasi," kata Enny Seswati saat membacakan tanggapan akhir Raperda tentang LPJ Bupati anggaran 2017.
Karena dengan harga yang begitu rendah tersebut berakibat pada turunnya kemampuan atau daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga secara umum akan menyulitkan perekonomian masyarakat.
Tindak lanjut atas penegasan tersebut, Alfisah juga berjanji akan memanggil dinas perkebunan dan pihak terkait lainnya yang secara khusus akan membahas sekaligus mencarikan solusi rendahnya harga sawit milik masyarakat itu.
Sebelumnya, Alfisah juga mengaku telah menerima surat yang disampaikan perwakilan petani sawit di sejumlah kecamatan diantaranya Kecamatan Kelumpang terkait pengaduan terus merosotnya harga TBS sawit mereka.
"Menyusul surat yang disampaikan para petani sawit ke legislatif, kami akan menggelar rapat dengar pendapat dengan memanggil pihak-pihak terkait diantaranya Dinas Perkebunan dan perusahaan perkebunan," kata Alfisah.
Dikatakannya, disampaikannya surat permohonan masyarakat petani sawit tersebut ke DPRD, karena apa yang dialami mereka (rendahnya harga TBS sawit) sangat merugikan petani.
Diketahui, terhitung sejak awal Juni 2018 harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kabupaten Kotabaru mengalami penurunan secara bertahap, sehingga mengakibatkan keresahan di kalangan petani.
Abu Azzam, salah seorang petani sawit di kawasan Karang Payau, Kecamatan Kelumpang Hulu mengaku mengalami penurunan pendapatan dari hasil panen sawitnya.
"Pada pekan pertama Juni harga sawit delapan ratusan rupiah per kilo, padahal pada panen sebelumnya harga seribu lebih per kilonya," katanya.
Lebih parah lagi, harga TBS sawit yang terjadi di kawasan Kelumpang Selatan, seperti di Desa Pantai Baru, Desa Bumi Asing, Pembelacanan hingga Desa Tanjung Pangga, karena harga anjlok hingga Rp400 per kilogramnya.
Seperti yang dialami Ummi Nabil, harga panen sawit miliknya hanya dibeli Rp650 per kg, bahkan ada informasi itu akan kembali turun pada panen berikutnya.
"Informasi yang kami dengar, turunnya harga sawit karena banyak pabrik yang masih tutup sejak libur lebaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018