Marabahan, (Antaranews Kalsel)- Desa Parimata Kecamatan Belawang, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan memiliki potensi anyaman berbahan purun tikus yang saat ini sangat diminati, khususnya dari masyarakat luar daerah tersebut.


Sejak puluhan tahun silam Desa Parimata menjadi sentra kerajinan tikar purun. Masyarakat setempat, khususnya kaum wanita, memanfaatkan tanaman gulma itu untuk membuat anyaman tikar.

Namun seiring perjalanan waktu kreativitas turun temurun dari nenek moyang itu mulai tersisih akibat kalah bersaing dengan tikar plastik maupun karpet.

Belakangan ini kerajinan ini nampak mulai bangkit dan dicari-cari lantaran keunikan, kehalusan, serta nilai seni yang terkandung dari hasil tangan-tangan halus para kaum ibu setempat.

Terbukti, dalam setiap even yang menampilkan produk ini selalu diserbu dan ludes.  

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kalsel Hj Raudatul Jannah Sahbirin bersama-sama dinas terkait, Selasa (3/7),  melakukan kunjungan ke desa setempat dengan maksud melakukan pembinaan kepada pengrajin.

Kehadiran rombongan Dekranasda Kalsel dan rombongan ini disambut Ketua Dekranasda Kabupaten Batola Hj Saraswati Dwi Putranti Rahmadian Noor beserta pengurus, dinas terkait, camat beserta forkopincam, dan lainnya.

Ketua Dekranasda Kalsel yang juga Ketua TP-PKK Hj Raudatul Jannah Sahbirin Noor mengatakan, kerajinan anyaman purun tikus yang merupakan hak paten Kabupaten Batola yaitu hanya ada di Kecamatan Belawang dan sebagian Kecamatan Wanaraya ini memiliki potensi luar biasa.

Isteri Gubernur Kalsel itu menerangkan, anyaman purun tikus ini sudah beberapa kali dipamerkan ke luar provinsi seperti di Jakarta, Jogja, dan lain-lainnya ternyata semua tertarik.

Mengingat, sebut dia,  anyaman berbahan purun tikus berasal dari Batola memiliki kekhasan tersendiri dengan berbatang kecil ditambah pengolahan yang halus serta mengandung nilai seni.

Untuk itu, Raudatul berharap, potensi yang dimiliki Batola ini betul-betul bisa dimanfaatkan supaya kembali terangkat selain menjadi unggulan daerah juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selain itu, ucap dia, kerajinan anyaman yang dilakukan bukan saja terfokus pada sentra produksi tikar namun juga turunan-turunannya berupa produk jadinya, diversifikasinya dalam berbagai ragam yang berbasis anyaman seperti fashionable seperti tas kerja, dompet, topi, dan lain sebagainya.

Terkait upaya pembinaan yang dilakukan, isteri gubernur itu mengatakan, akan dilakukan pembinaan dan pengembangan baik melibatkan Pemprov Kalsel maupun Pemkab Batola sendiri,  agar industri yang dilakukan nantinya benar-benar menjadi satu sistem mulai dari budidaya bahan, anyaman, finishing, pemasaran, dan sebagainya agar terkelola dengan baik ban berkesinambungan.

“Kami akan lakukan tindaklanjut, makanya kehadiran kami ke sini melibatkan berbagai instansi terkait supaya kegiatan ini bisa lebih diperhatikan,” katanya sembari menyatakan keoptimisannya apabila dikerjakan secara keroyokan maka akan cepat terialisasi sesuai yang diharapkan.

 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018