Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan mengharapkan normalisasi sungai terutama yang berada pada kawasan lahan usaha pertanian mereka.
"Harapan itu disampaikan etika saya reses ke Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) pekan lalu," ujar anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Suwardi Sarlan SAg di Banjarmasin, Rabu.
Ketidaknormalan sungai pada kawasan lahan pertanian tersebut, kutip wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/HSU, Balangan dan Kabupaten Tabalong itu, masyarakat setempat terutama para petani tidak bisa bercocok tanam.
Pasalnya keadaan air "hunuk" (berdasarkan bahasa daerah Banjar Kalsel, yang pengertiannya tergenang/seakan tidak bergerak) sehingga tidak memungkinkan untuk menanam padi, ujar politikus PPP itu mengutip keterangan masyarakat setempat.
Namun Ketua Fraksi PPP DPRD Kalsel itu menyarankan agar dalam usaha normalisasi sungai kawasan pertanian HSU tersebut dengan perencanaan seksama dan betul-betul matang supaya tidak berdampak buruk terhadap daerah tetangga.
"Kita tidak ingin sungai kawasan pertanian HSU normal dan masyarakat setempat bisa betani/bercocok taman, sementara petani di Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel tidak dapat menanam padi," ujarnya.
Air dari HSU mengalir ke Nagara yang juga sama-sama merupakan kawasan rawa monoton yang berfungsi pula sebagai sumber daya perikanan air tawar," demikian Suwardi Sarlan menjawab Antara Kalsel.
Kabupaten HSU, HSS dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) serta Kabupaten Tapin juga sebagai sentra produksi usaha ikan air tawar di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota.
Sedangkan sentra produksi ikan laut Kalsel yaitu Kabupaten Tanah Laut (Tala), Tanah Bumbu (Tanbu) dan Kabupaten Kotabaru yang memiliki garis pantai menyatu dengan Laut Jawa (Laut Indonesia).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Harapan itu disampaikan etika saya reses ke Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) pekan lalu," ujar anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Suwardi Sarlan SAg di Banjarmasin, Rabu.
Ketidaknormalan sungai pada kawasan lahan pertanian tersebut, kutip wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/HSU, Balangan dan Kabupaten Tabalong itu, masyarakat setempat terutama para petani tidak bisa bercocok tanam.
Pasalnya keadaan air "hunuk" (berdasarkan bahasa daerah Banjar Kalsel, yang pengertiannya tergenang/seakan tidak bergerak) sehingga tidak memungkinkan untuk menanam padi, ujar politikus PPP itu mengutip keterangan masyarakat setempat.
Namun Ketua Fraksi PPP DPRD Kalsel itu menyarankan agar dalam usaha normalisasi sungai kawasan pertanian HSU tersebut dengan perencanaan seksama dan betul-betul matang supaya tidak berdampak buruk terhadap daerah tetangga.
"Kita tidak ingin sungai kawasan pertanian HSU normal dan masyarakat setempat bisa betani/bercocok taman, sementara petani di Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel tidak dapat menanam padi," ujarnya.
Air dari HSU mengalir ke Nagara yang juga sama-sama merupakan kawasan rawa monoton yang berfungsi pula sebagai sumber daya perikanan air tawar," demikian Suwardi Sarlan menjawab Antara Kalsel.
Kabupaten HSU, HSS dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) serta Kabupaten Tapin juga sebagai sentra produksi usaha ikan air tawar di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota.
Sedangkan sentra produksi ikan laut Kalsel yaitu Kabupaten Tanah Laut (Tala), Tanah Bumbu (Tanbu) dan Kabupaten Kotabaru yang memiliki garis pantai menyatu dengan Laut Jawa (Laut Indonesia).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018