Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan ekspor impor di Kalimantan Selatan bulan Mei 2018 mengalami surplus sebesar 506,32 juta dolar AS lebih kecil dibanding bulan April 625,17 juta dolar AS.
"Neraca perdagangan Kalsel tetap menunjukkan nilai yang positif sehingga bulan Mei mengalami surplus," ujar Kepala BPS Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Selasa.
Ia mengatakan, neraca perdagangan ekspor Kalsel bulan Mei sebesar 688,07 juta dolar AS atau turun 4,29 persen dibandingkan April dengan nilai ekspor sebesar 718,88 juta dolar AS.
Sedangkan impor Kalsel mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar 93,95 persen dari bulan April sebesar 93,71 juta dolar AS menjadi 181,07 juta dolar AS pada bulan Mei.
"Ekspor Kalsel jika dibandingkan Mei 2017 yang mencapai 659,53 juta dolar AS maka mengalami kenaikan 4,33 persen, sedangkan impor naik sebesar 98,28 persen," ucapnya.
Disebutkan, komoditi utama yang menjadi penyumbang ekspor terbesar yakni kelompok bahan bakar mineral sebesar 634,23 juta dolar AS atau naik 0,57 persen dibanding April.
Urutan kedua penyumbang ekspor adalah kelompok lemak dan minyak hewani sebesar 34,40 juta dolar AS dan kelompok kayu, barang dari kayu dengan nilai ekspor 9,72 juta dolar AS.
"Ekspor kelompok lemak mengalami penurunan sebesar 56,62 persen dan kelompok kayu mengalami kenaikan 16,71 persen dibanding April mencapai 8,33 juta dolar AS," ungkapnya.
Menurut dia, negara utama tujuan ekspor adalah Tiongkok dengan nilai 236,97 juta dolar AS, India sebesar 129,5 juta dolar AS dan Jepang dengan nilai sebesar 79,68 juta dolar AS.
"Nilai ekspor kelima negara tujuan utama termasuk Malaysia dan Filipina sebesar 529,38 persen atau mengalami penurunan 4,57 persen dibanding April 554,74 persen," ujar dia.
Sementara itu, nilai impor bulan Mei sebesar 181,76 juta dolar AS atau naik 93,95 persen dibanding nilai impor April yang mencapai 93,71 juta dolar AS dan naik 98,28 dibanding tahu sebelumnya.
"Komoditi utama impor Kalsel terdiri dari kelompok bahan bakar mineral 167,89 juta dolar AS, kelompok kapal laut 3,93 juta dolar AS dan kelompok mesin 2,96 juta dolar AS," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Neraca perdagangan Kalsel tetap menunjukkan nilai yang positif sehingga bulan Mei mengalami surplus," ujar Kepala BPS Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Selasa.
Ia mengatakan, neraca perdagangan ekspor Kalsel bulan Mei sebesar 688,07 juta dolar AS atau turun 4,29 persen dibandingkan April dengan nilai ekspor sebesar 718,88 juta dolar AS.
Sedangkan impor Kalsel mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar 93,95 persen dari bulan April sebesar 93,71 juta dolar AS menjadi 181,07 juta dolar AS pada bulan Mei.
"Ekspor Kalsel jika dibandingkan Mei 2017 yang mencapai 659,53 juta dolar AS maka mengalami kenaikan 4,33 persen, sedangkan impor naik sebesar 98,28 persen," ucapnya.
Disebutkan, komoditi utama yang menjadi penyumbang ekspor terbesar yakni kelompok bahan bakar mineral sebesar 634,23 juta dolar AS atau naik 0,57 persen dibanding April.
Urutan kedua penyumbang ekspor adalah kelompok lemak dan minyak hewani sebesar 34,40 juta dolar AS dan kelompok kayu, barang dari kayu dengan nilai ekspor 9,72 juta dolar AS.
"Ekspor kelompok lemak mengalami penurunan sebesar 56,62 persen dan kelompok kayu mengalami kenaikan 16,71 persen dibanding April mencapai 8,33 juta dolar AS," ungkapnya.
Menurut dia, negara utama tujuan ekspor adalah Tiongkok dengan nilai 236,97 juta dolar AS, India sebesar 129,5 juta dolar AS dan Jepang dengan nilai sebesar 79,68 juta dolar AS.
"Nilai ekspor kelima negara tujuan utama termasuk Malaysia dan Filipina sebesar 529,38 persen atau mengalami penurunan 4,57 persen dibanding April 554,74 persen," ujar dia.
Sementara itu, nilai impor bulan Mei sebesar 181,76 juta dolar AS atau naik 93,95 persen dibanding nilai impor April yang mencapai 93,71 juta dolar AS dan naik 98,28 dibanding tahu sebelumnya.
"Komoditi utama impor Kalsel terdiri dari kelompok bahan bakar mineral 167,89 juta dolar AS, kelompok kapal laut 3,93 juta dolar AS dan kelompok mesin 2,96 juta dolar AS," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018