Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan Birhasani mengatakan tim satuan tugas pengawasan pangan memperketat pengawasan terhadap upaya penimbunan kebutuhan pokok untuk mengantisipasi lonjakan kenaikan harga selama bulan puasa hingga Lebaran 2018.

Menurut Birhasani di Banjarmasin Selasa, hingga saat ini, tidak ditemukan kasus penimbunan kebutuhan pokok tersebut. Kendati demikian, pihaknya tetap waspada untuk mengantisipasi lonjakan harga sebelum Lebaran.

"Selama ini, satgas tidak menemukan adanya penimbunan kebutuhan pokok oleh pedagang maupun distributor," katanya.

Kriteria penimbunan tersebut, kata dia, bila distributor atau pedagang tidak mengeluarkan barang dagangannya hingga 3 bulan atau lebih, sementara kondisi di pasar, barang tersebut kosong.

Bahkan, tidak harus menunggu 3 bulan. Bila kondisi barang di pasar kosong, sementara pedagang atau distributor masih menyimpang barang tersebut, dikatagorikan penimbunan.

"Tentu ada aturan hukum yang akan dikenakan," katanya.

Selain melakukan pemantauan stok kebutuhan pokok, tambah dia, dalam waktu dekat pihaknya bersama tim BPOM juga akan melakukan sidak untuk memastikan seluruh barang yang dijual layak konsumsi dan layak edar.

"Saya tidak bisa menyebut tanggal pastinya, saat ini, jadwalnya sedang disusun," katanya.

Pemprov juga terus berupaya menjaga distribusi dan stok barang kebutuhan pokok sehingga tidak terjadi kenaikan signifikan.

"Distribusi menjadi salah satu faktor penting untuk menjaga stablitas harga. Begitu harga naik, akan sulit untuk memulihkan kembali dengan berbagai alasan," katanya.

Misalnya, bawang merah, pedagang sempat memerlukan waktu cukup lama untuk memulihkan harga meski distribusi telah lancar.

Para pedagang beralasan tidak bisa langsung menurunkan harga karena mereka telah keluar modal cukup besar untuk membeli barang dagangan sebelumnya.

Ke depan, Disperindag bersama dengan tim terkait akan terus berupaya memperbaiki sistem distribusi kebutuhan pokok sehingga harga tetap terjaga dan stabil tanpa terpengaruh oleh kegiatan apa pun.

Saat ini, pemerintah daerah bersama dengan tim terkait terus berupaya mengembangkan sektor pertanian hortikultura, seperti bawang merah, untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah.

Sebelumnya, sebanyak 70 persen kebutuhan bahan pokok Kalsel dipasok dari berbagai daerah di luar provinsi sehingga sangat rentan terjadinya inflasi karena distribusi sangat ditentukan oleh kondisi cuaca.


 

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018