Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Warga Pulau Laut Kabupaten Kotabaru mengaku tak tergiur iming-iming ganti rugi lantaran sudah trauma melihat dampak dari tambang di beberapa daerah.

"Ganti rugi beli sepeda motor, tanah habis. Untuk apa," ujar Julak Antung, warga transmigrasi di Desa Bekambit Asri Kecamatan Pulau Laut Timur, Selasa.

Rencana tambang batubara di Pulau Laut dinilai hanya akan mengganggu mata pencaharian petani dan nelayan di sana.

Sehingga warga tidak akan tergoda meski dijanjikan uang yang banyak asal tambang bisa berjalan. Karena yang diinginkan masyarakat hanyalah mata pencaharian mereka seperti mencari ikan dan berladang tidak terganggu.

Menurut Julak Antung, sudah banyak warga menyesal menjual lahan ke tambang. Uang ganti rugi habis, sementara warga tidak punya lahan lagi.

Sementara Ketua Kongres Rakyat Pulau Laut Menolak Tambang Sugian Noor menyatakan, tambang batubara untungnya hanya dinikmati segelintir orang. Sementara mudaratnya dirasakan banyak orang.

"Paling tambang sepuluh tahun habis. Nah kalau sudah habis bagaimana warga yang di sana?" tanyanya gusar.

Dia menegaskan, Pulau Laut adalah kawasan pertanian, perkebunan dan perikanan. Sehingga jika ditambang, mata pencaharian warga yang jadi nelayan dan petani akan terganggu. Padahal skill mereka itu saja.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018