Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) RI memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Festival Kolaborasi Nyawa Sungai Banjarmasin yang digelar di taman menara pandang siring Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean, 12-13 Mei 2018.

KemenLKH pun mengutus Kepala Sub Direktorat pengelolaan Sampah Restu Yuliani pada acara yang digelar komunitas Kampung Kita Kota Banjarmasin (Kakikota) Banjarmasin bekerjasama dengan pemerintah kota setempat didukung pula Rujak Center For Urban Studies Jakarta serta Kedutaan Besar Denmark.

Menurut Restu Yulianti dalam acara talk show "Nyawa sungai" tersebut di pelataran menara pandang siring sungai Martapura Banjarmasin, Sabtu, sungai merupakan salah satu bagian warga Kota Banjarmasin, karena kota ini memiliki banyak sungai di mana banyak pemukiman warganya yang berada di pinggiran sungai itu.

Dengan adanya kegiatan ini, tuturnya, KemenLHK mengharapkan akan ada imbas positifnya bagi peningkatan edukasi terhadap masyarakat daerah ini, yakni, melalui komunitas-komunitas untuk selalu menjaga kelestarian dan kebersihan sungai.

"Kegiatan ini sangat bagus untuk melakukan gerakan secara masif bagi masyarakat di bantaran sungai agar memelihara sungai dari tidak membuang sampah ke dalamnya," tutur Restu Yuliani.
 
. (Antaranews Kalsel/Sukarli)

Sebab, kata dia, sungai di Banjarmasin ini tidak hanya sebagai sarana trasportasi, namun juga sebagai penghidupan, karena air sungainya di manfaatkan sebagai pengolahan air bersih untuk diminum.

Karenanya, ujar dia, sungai di daerah ini yang bisa dikatakan nyawanya bagi kehidupan orang banyak, harus dilestarian dari limbah domistik dan limbah rumah tangga yang mencemarinya.

Dia menyatakan, Kota Banjarmasin yang sudah meraih penghargaan Adipura Kirana selama tiga tahun berturut-turut dari KemenLHK untuk terus menggalakkan kebersihan sungainya, khususnya mengurangi masalah sampah plastik yang dibuang ke sungai.

"Kita sangat apresiasi Kota Banjarmasin sudah dapat dengan baik mengurangi penggunaan kantong platik di toko-toko moderen, kita harap seratus lebih sungai aktif di kota ini akan aman dari sampah plastik kedepannya," pungkas Restu Yuliani.

Sementara itu, Ketua Komunitas Kakikota Banjarmasin Muhammad Syahreza mengungkapkan, kegiatan ini diselenggarakan untuk mengajak warga Kota Banjarmasin untuk berbuat dengan kotanya.
 
. (Antaranews Kalsel/Sukarli)

"Segala pengetahuan yang sudah kita gali tentang kota ini, semuanya kita pamerkan, khususnya yang berhubungan dengan sungai dan sejarahnya," kata Syahreza.

Salah satu contohnya, ungkap dia, adalah jukung atau sampan yang menjadi trasportasi sungai di Banjarmasin, di mana tidak semua orang Banjar tahu berapa jenis jukung yang ada di sungai Banjarmasin ini dulunya.

"Nah di sini ada kita tampilkan sebelas jenis jukung di sungai Banjarmasin dari tulisan buku Erik Petersen atau dulu di kenalnya Kai Asing atau H Arif Fathurrahman yang merupakan orang Denmark, pengetahuan beliau ini kita ingin sebarkan ke warga kita," ujarnya.

Selain itu, ucap Syahreza, komunitasnya berupaya untuk menjadi teman masyarakat dalam mengelola sampah agar bisa diolah secara kreatif.

Terkait tema acara ada kata nyawa sungai, jelasnya, kata nyawa dalam bahasa Banjar adalah "kamu" dan bisa diartikan juga nyawa itu sebagai ruh, jadi sungai meruapakan bagian kehidupan warga ini hingga harus dipelihara seterusnya.

 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018