Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara menyatakan kesiapannya untuk membuka lahan baru bagi pengembangan lahan padi organik seluas 300 hektare.
Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Abdul Wahid di Amuntai, Sabtu mengatakan, pengembangan lahan padi organik saat ini baru seluas 30 ha sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.
"Jumlah produksi padi organik bisa kita tingkatkan sebanyak 10 kali lipat apabila pemerintah pusat memberikan dukungan untuk pembangunan membikin saluran dan tanggul," ujar Wahid.
Wahid mengatakan masih sangat luas lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan padi organik, namun Pemkab HSU terkendala kurangnya anggaran.
"Jumlah produksi padi organik bisa kita tingkatkan sebanyak 10 kali lipat apabila pemerintah pusat memberikan dukungan untuk pembangunan membikin saluran dan tanggul," ujar Wahid.
Wahid mengatakan masih sangat luas lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan padi organik, namun Pemkab HSU terkendala kurangnya anggaran.
Diperkirakan Pemkab HSU membutuhkan anggaran sebesar Rp40 Miliar untuk pembangunan saluran dan tanggul dilahan-lahan untuk pengembangan lahan padi organik.
Saat ini, katanya, pengembangan padi organik baru dilakukan di tiga desa yakni Desa Hambuku Baru, Desa Babirik Hilir dan Desa Teluk Limbung.
Hasil produksi beras organik di HSU sudah mendapat label sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik (LSPO), di Jakarta yang setiap tiga tahun harus diperbaharui status sertifikasinya.
Saat ini, katanya, pengembangan padi organik baru dilakukan di tiga desa yakni Desa Hambuku Baru, Desa Babirik Hilir dan Desa Teluk Limbung.
Hasil produksi beras organik di HSU sudah mendapat label sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik (LSPO), di Jakarta yang setiap tiga tahun harus diperbaharui status sertifikasinya.
Wahid meyakini potensi permintaan pasar terhadap beras organik di masa mendatang semakin besar seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya akan pangan yang sehat, aman dan berkualitas.
Wahid mengatakan, hasil pemasaran beras organik lebih banyak ditujukan keluar daerah, karena masyarakat lokal lebih menggemari jenis beras unus.
Permintaan padi organik, banyak datang dari masyarakat di luar Kalsel seperti Samarinda (Kalimantan Timur), Muara Teweh dan Pujun (Kalimantan Tengah).
Kasi Pengolah dan Pemasaran Dinas Pertanian Noor Ifansyah menuturkan Padi Organik di tanam di lahan organik tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida.
Jenis beras ini, terangnya, kaya akan serat, vitamin dan mineral sehingga bermanfaat mencegah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kolesterol, kanker, gangguan saluran pencernaan dan vertigo.
"Juga bagus dikonsumsi penderita diabeter karena kandungan indeks glikimik yang sangat rendah," katanya.
Permintaan padi organik, banyak datang dari masyarakat di luar Kalsel seperti Samarinda (Kalimantan Timur), Muara Teweh dan Pujun (Kalimantan Tengah).
Kasi Pengolah dan Pemasaran Dinas Pertanian Noor Ifansyah menuturkan Padi Organik di tanam di lahan organik tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida.
Jenis beras ini, terangnya, kaya akan serat, vitamin dan mineral sehingga bermanfaat mencegah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kolesterol, kanker, gangguan saluran pencernaan dan vertigo.
"Juga bagus dikonsumsi penderita diabeter karena kandungan indeks glikimik yang sangat rendah," katanya.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018