Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan Soraya mengajak sesama kaumnya menjadikan peringatan Hari Kartini sebagai momentum bagi kemajuan kaum perempuan.
"Jadi dalam memaknai Hari Kartini bukan cuma seremonial atau lomba mengenakan busana seperti Ibu Kartini yang sudah tiada, tetapi bagaimana mengaktualkan perjuangan almarhumah agar kaum perempuan terus maju," katanya di Banjarmasin, Kamis.
"Srikandi" Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyatakan syukur kepada Allah swt dan terima kasih atas perjuangan RA Kartini yang memperjuangkan emansipasi perempuan.
"Dengan perjuangan emansipasi tersebut, sehingga perempuan Indonesia pada masa berikutnya atau sampai sekarang bisa maju, tidak lagi seperti tempo dulu," tutur wakil rakyat bergelar sarjana hukum itu.
Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel II/Kabupaten Banjar itu, perjuangan emansipasi perempuan bukan berarti mau menyaingi atau mau melebihi kaum laki-laki.
Tetapi, lanjutnya, bagaimana menempatkan kesetaraan hak mendapatkan pendidikan, berpolitik dan berpemerintahan, bukan cuma sekedar ibu rumah tangga, yang terkadang terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
KDRT itu, menurut anggota Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel tersebut, tidak hanya berupa fisik, tetapi juga bisa bersifat psikologis seperti tekanan mental sehingga tidak dapat berbuat banyak.
"Kita berharap, perempuan generasi mendatang lebih maju seiring dengan kesetaraan gender yang semakin mantap," demikian Soraya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Jadi dalam memaknai Hari Kartini bukan cuma seremonial atau lomba mengenakan busana seperti Ibu Kartini yang sudah tiada, tetapi bagaimana mengaktualkan perjuangan almarhumah agar kaum perempuan terus maju," katanya di Banjarmasin, Kamis.
"Srikandi" Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyatakan syukur kepada Allah swt dan terima kasih atas perjuangan RA Kartini yang memperjuangkan emansipasi perempuan.
"Dengan perjuangan emansipasi tersebut, sehingga perempuan Indonesia pada masa berikutnya atau sampai sekarang bisa maju, tidak lagi seperti tempo dulu," tutur wakil rakyat bergelar sarjana hukum itu.
Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel II/Kabupaten Banjar itu, perjuangan emansipasi perempuan bukan berarti mau menyaingi atau mau melebihi kaum laki-laki.
Tetapi, lanjutnya, bagaimana menempatkan kesetaraan hak mendapatkan pendidikan, berpolitik dan berpemerintahan, bukan cuma sekedar ibu rumah tangga, yang terkadang terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
KDRT itu, menurut anggota Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel tersebut, tidak hanya berupa fisik, tetapi juga bisa bersifat psikologis seperti tekanan mental sehingga tidak dapat berbuat banyak.
"Kita berharap, perempuan generasi mendatang lebih maju seiring dengan kesetaraan gender yang semakin mantap," demikian Soraya.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018