Amuntai (Antaranews Kalsel) - Petani perikanan budi daya Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp400 juta pada 2018.


Kepala Bidang Budi Daya Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Jumaidi di Amuntai Rabu mengatakan, Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk perikanan yang diterima HSU tersebut diperuntukkan bagi kelompok petani budi daya kolam.

"Bantuan hibah dari DAK tersebut berupa benih dan pakan," katanya.

Tahun depan, Dinas Perikanan HSU akan mengusulkan agar bantuan hibah melalui DAK diperuntukan bagi budi daya sistem fishpen agar jenis budi daya ini bisa lebih dikembangkan.

Dinas perikanan, tambah dia, sudah menyosialisasikan tentang batuan benih dan pakan ikan tersebut, kepada sekitar 30 kelompok petani budi daya ikan, khususnya yang akan menerima bantuan hibah pakan dan benih ikan tahun ini.

"Kepada petani juga disosialisasikan tentang badan hukum bagi kelompok perikanan, karena bantuan hibah hanya diberikan bagi kelompok yang berbadan hukum," katanya.

Menurut Jumaidi, saat ini pengembangan perikanan kolam sedang mengalami banyak kendala, sehingga pihaknya terpaksa menurunkan target produksi ikan hasil budi daya.

Beberapa kendala tersebut, antara lain semakin mahalnya harga pakan dan terganggunya kualitas air sungai akibat pencemaran.

Jumaidi mengatakan,?target produksi ikan budi daya tahun 2018 diturunkan sebesar sembilan ribu ton dibanding produksi tahun lalu yang mencapai 17 ribu ton.

"Kita melihat mahalnya harga pakan ikan dan buruknya kualitas air sungai, yang mengakibatkan ikan budi daya dikeramba banyak yang mati," kata Jumaidi.

Menurut Jumaidi, faktor kondisi air sungai dan rawa serta efisiensi pakan ikan menjadi dua faktor yang mengakibatkan pemasaran hasil perikanan budi daya Kabupaten HSU kalah bersaing dengan produksi ikan budi daya dari Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.

"Petani pembudidaya di HSU masih kurang kesadaran akan penerapan efesiensi pakan, sedang petani pembudidaya di Kabupaten Banjar, sudah menerapkan pakan yang efesien, sehingga harga jual ikan bisa lebih murah," katanya.

Selain itu, kata Jumaidi, rasa daging ikan budi daya dari Martapura Kabupaten Banjar dinilai konsumen juga lebih enak, karena dibudidayakan diperairan irigasi, sedang budi daya ikan di Kabupaten HSU hanya mengandalkan perairan rawa.

"Untuk budi daya ikan kolam petani di Kabupaten HSU, memang kalah dari Kabupaten Banjar, namun untuk produksi ikan perairan rawa, HSU yang terbesar di Kalimantan Selatan," katanya.

Jumaidi mengatakan, pihaknya berencana mengembangkan sistem budi daya pagar atau fishpen agar biaya produksi pakan khususnya bisa lebih murah.

Sistem fishpen, juga tidak membutuhkan modal besar dan cocok untuk budi daya ikan lokal seperti pepuyu, lele, gabus, lampam, ikan sepat dan lainnya.

Ia mengatakan, balai benih ikan di HSU, sudah berhasil membenihkan beberapa jenis ikan lokal seperti ikan lele, pepuyu, patin dan nila.

"Sudah ada pesanan 30 ribu benih ikan lokal dari dinas perikanan yang akan dibagikan kepada kelompok petani pembudidaya," katanya.

 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018