Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kalimantan Selatan Muharram mengatakan, masalah sarana produksi padi (saprodi) masih menjadi keluhan petani di provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.


Pasalnya persediaan dan penyaluran saprodi seperti pupuk dan perstisida terkadang ketidaktepatan/ketidakcocokan, sehingga petani mengeluh, lanjutnya ketika ditemui di ruang Fraksi Partai Gerindra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Selasa.

Sebagai contoh permasalahan pupuk, yaitu saat petani membutuhkan persediaan kosong dan kalau pun ada harga mahal," lanjut petani bergelar dokterandus itu menjawab Antara Kalsel.

Padahal pemupukan tepat waktu, menurut wakil rakyat asal daerah pemlihan Kalsel II/Kabupaten Banjar atau lumbung padi provinsi tersebut, bukan saja membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi, tetapi juga terhadap tingkat produksi.

Oleh karena itu, dia berharap, agar pemerintah atau pihak terkait supaya lebih memperhatikan permasalahan saprodi tersebut, seperti menata/mengatur persediaan serta penyaluran dengan sebaik-baiknya.

Muharram yang juga anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel, serta membidangi pertanian secara umum itu mengungkapkan keluhan lain dari petani yang merupakan mayoritas penduduk setempat.

"Keluhan petani tersebut yaitu jalan usaha tani yang secara umum pula masih kurang menunjang atau memerlukan peningkatan," lanjutnya tanpa menyebut kondisi objektif prasarana itu.

"Saya berkeyakinan kalau persoalan saprodi serta jalan usaha tani dan permasalahan lain bisa teratasi, bukan cuma meningkatkan pendapatan petani, tetapi bisa berkonstribusi semakin besar terhadap PDRB setempat," demikian Muharram.


 

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018