Banjarmasin,(Antaranews Kalsel) - Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan optimistis perekonomian Kalimantan Selatan berpotensi untuk tumbuh meningkat dan lebih baik pada 2018.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan di Banjarmasin, Kamis, mengatakan, peningkatan pertumbuhan perekonomian tersebut didukung oleh lebih baiknya konsumsi rumah tangga seiring terjaganya daya beli masyarakat.

Selain itu, tambah dia, juga peningkatan konsumsi pemerintah seiring lebih baiknya kapasitas fiskal pemerintah dan peningkatan investasi seiring berlanjutnya pembangunan infrastruktur.

Menurut Hary, peningkatan ekspor seiring prospek ekspor produk sektor pertanian dan industri yang lebih baik.

Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan, akan lebih banyak ditopang oleh sektor pertanian dan sektor industri pengolahan seiring lebih baiknya produksi hasil perkebunan.

Sektor listrik, gas dan air bersih (LGA) serta sektor konstruksi seiring tingginya investasi, sektor transportasi dan komunikasi seiring perluasan penetrasi 4G operator seluler juga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, sektor PHR seiring lebih baiknya konsumsi RT dan lebih tingginya kinerja sektor penghasil barang.

Di sisi lain, sektor pertambangan akan tumbuh melambat, khususnya memasuki semester kedua dipengaruhi prakiraan penurunan harga batubara.

Dari sisi pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK), realisasi inflasi pada triwulan IV-2017 tercatat sebesar 3,73 persen, lebih rendah dari triwulan lalu 4,01 persen.

Penurunan inflasi disebabkan oleh lebih sedikitnya libur akhir pekan pada triwulan IV-2017 dibanding triwulan III-2017, menyebabkan lebih rendahnya tekanan inflasi komponen administered price yang bersumber dari tarif angkutan udara.

Realisasi inflasi Kalimantan Selatan pada 2017, 3,73 persen, masih dalam sasaran inflasi Kalimantan Selatan maupun nasional yang sebesar 4,1 persen.

Inflasi Kalimantan Selatan, pada akhir 2018 diprakirakan akan dapat tetap dijaga ke arah sasaran inflasi Kalimantan Selatan yang lebih rendah 3,75,1 persen, sebagai sasaran antara menuju target inflasi nasional 3,5,1 persen.

Hal ini didukung oleh relatif lebih rendahnya tekanan dari kelompok administered prices ketimbang tahun lalu.

Selain itu, program pengendalian inflasi TPID seperti penguatan produksi pangan, penataan distribusi melalui Rumah Pangan Kita (RPK) dan Toko Tani Indonesia (TTI) serta koordinasi yang baik antara pemerintah dan Bank Indonesia pada TPID akan mendukung tetap terjaganya inflasi bahan pangan.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018