Banjarmasin,(Antaranews Kalsel) - Para pengusaha industri rumah tangga atau "home industry" di Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, mengeluhkan masalah LPG (gas elpiji) bersubsidi tabung isi tiga kilogram.

"Keluhan itu mereka kemukakan saat saya reses bertemu dengan konstituen, 26 - 28 Februari lalu," ujar anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) HM Lutfi Saifuddin di Banjarmasin, Jumat.

Pasalnya, lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel I/Kota Banjarmasin itu, beberapa waktu lalu harga gas elpiji 3 kg jauh melambung di atas harga eceran tertinggi (HET).

Sebagai contoh harga eceran gas tabung 3 kg atau yang menyerupai buah melon itu berkisar antara Rp25.000 - Rp30.000/tabung, dan ada mencapai Rp40.000, sedangkan HET pangakalan hanya Rp17.500.

"Selain harga yang mahal, para pelaku indutri rumah tangga mengaku sulit mendapatkan jenis bahan bakar berbentuk buah melon tersebut," kutip politikus muda Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu.

"Kita berharap kelangkaan dan mahalnya `si melon` jangan terulang, dengan menjadikan pengalaman masa lalu untuk mengantisipasinya," demikian Lutfi.

Pada kesempatan terpisah, anggot Komisi III DPRD Kalsel yang membidangi pertambangan dan energi, Ismail Hidayat mengingatkan agar Pertamina betul-betul memperhitungkan kebutuhan masyarakat di provinsinya terhadap gas elpiji 3 kg.

Selain itu, memperhitungkan saat cuaca buruk terjadi dengan belajar dari pengalaman masa lalu serta melakukan komunikasi intensif dengan Badan Meterologi Kalimatologi dan Geofisika (BMKG) guna mengetahui ramalan cuaca atau gelombang besar.

"Menghadapi cuaca buruk tersebut perlu persediaan atau stok gas 3 kg yang lebih banyak lagi dari keadaan bisa sebagai antisipasi kelangkaan serta lonjakan harga," ujar politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Wakil rakyat asal dapil Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut (Tala) itu berharap, terjadinya kelangkaan serta harga yang melambung gas 3 kg itu bukan karena permainan terselubung dari pihak-pihak tertentu.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018