Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2019 akan membangun pembangkit listrik dari teknologi gasifikasi batu bara di Pulau Laut dengan kapasitas 7 megawatt. 


Ketua Komisi III DPRD Kotabaru, Denny Hendro Kurnianto, Selasa usai kunjungan ke Kementerian ESDM khususnya Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) di Jakarta menyambut baik rencana tersebut.

"Konsultasi di Kementerian ESDM ini merupakan tindak lanjut atas program pemerintah yang akan menuntaskan sambungan listrik ke seluruh daerah di Kabupaten Kotabaru pada 2019," kata Denny.

Ia mengatakan secara nasional pemerintah pusat menargetkan pemerataan sambungan listrik di pelosok desa-desa di seluruh Indonesia pada tahun 2023.

Untuk mendukung tercapainya target tersebut, katanya, pemerintah pusat menggunakan penerapan teknologi Gasifikasi batubara, yaitu konversi batubara menjadi gas yang digunakan untuk pembangkit, dan program dinilai lebih efisien, dan ketersediaan batu bara.

Dengan kapasitas tersebut, politisi Partai PPP ini mengungkapkan, defisit daya bagi kebutuhan listrik bagi masyarakat Kotabaru akan segera terselesaikan, khususnya daerah terpencil yang selama ini sangat mengharapkan sambungan listrik ke rumah-rumah mereka.

Menuturkan hasil konsultasi tersebut, Denny menyebut bersamaan dengan persiapan pembangunan pembangkit dari konversi batubara berupa Gasifikasi yang berlokasi di Desa Sigam, Pulau Laut Utara, pemerintah terus melakukan penambahan jaringan di beberapa daerah.

Penyambungan jaringan baik yang bersumber dari pembangkit yang ada, maupun melalui program solar cel (tenaga surya) khususnya di daerah-daerah terpencil dengan kuota sekitar 1.800 unit untuk seluruh Indonesia.

"Tapi sayangnya, Kotabaru pada 2018 belum mendapat alokasi, namun demikian dijanjikan pada 2019 akan mendapatkan anggaran dengan syarat tahun ini mengajukan permohonan," jelas Denny.

Masih terkait dengan rencana pembangunan pembangkit Gasifikasi batubara di Sigam, legislator yang sebelumnya berprofesi sebagai petugas medis ini menyebut program tersebut kini dalam tahap persiapan setelah melalui kajian matang.

Menurutnya, program tersebut sebenarnya sudah diusulkan sejak 2016, namun karena alasan teknis termasuk mematangkan kajian, pembangkit dengan kapasitas sekitar 7 MW itu, maka pengerjaannya baru akan dimulai pada 2019.***1***

(T.I022/B/B015/B015) 13-02-2018 15:08:36

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018