Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Direktur Eksekutif PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute) Dr Tungkot Sipayung mengatakan pada 2030 sebanyak 60 persen pangsa sawit nasional bakal dikuasai rakyat.


Menurut Sipayung pada workshop jurnalistik dengan tema "Jurnalis Menguak Fakta dibalik Industri Kelapa Sawit" di Banjarmasin Rabu mengatakan, luas perkebunan sawit Indonesia mengalami peningkatan signifikan, yaitu dari 300 ribu hektare pada 1980 kini menjadi 11,6 juta hektare pada 2016.

Dalam perkembangan tersebut, kata dia, kelapa sawit rakyat menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat bahkan tergolong revolusioner.

Pada tahun 1980, pangsa sawit rakyat hanya 2 persen, namun pada 2016 pangsa sawit rakyat tersebut telah mencapai sekitar 41 persen.

"Diproyeksikan pada 2020 pangsa sawit rakyat mencapai 50 persen dan 2030 diperkirakan mencapai 60 persen, melampaui pangsa sawit swasta yang hanya sekitar 40 persen," kata Sipayung dihadapan 50 jurnaslis peserta workshop.

Sehingga, tambah dia, pangsa sawit rakyat, akan menguasai pangsa pasar terbesar di masa yang akan datang.

Hal itu berarti, tambah dia, swasta atau korporasi sudah harus mulai memperkuat pendekatan dan kerja sama dengan sawit rakyat, untuk bisa tetap eksis di sektor tersebut.

Tungkot juga mengungkapkan, perkembangan perkebunan kelapa sawit baik oleh swasta, BUMN maupun kebun rakyat, juga telah mampu menciptakan kesempatan kerja baru di kawasan perdesaan.

Terbukti, jumlah karyawan yang bekerja di sektor sawit pada tahun 2000 hanya sekitar 718 orang dan pada 2016 telah mencapai 3,4 juta orang.

Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terserap secara langsung, pada tahun 2000 hanya sekitar 2 juta orang dan 2016 menjadi 7,8 juta orang per tahun.

"Artinya perkebunan sawit membawa dampak peningkatan kesejahteraan yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia," katanya.

Sipayung mengungkapkan, sawit itu adalah anugarah bagi dunia, yang diberikan lewat Indonesia. Bagaimana tidak, pada saat di Afrika, sawit tidak bisa berkembang dengan baik, begitu di Indonesia, tumbuh dengan sangat cepat dan baik, serta bisa menguntungkan bagi dunia.

Workshop Jurnalistik diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan.

Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmi mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud dari kepedulian PWI Pusat dan PWI Kalimantan Selatan terhadap Insan Pers Kalimantan Selatan.

Diharapkan, kegiatan tersebut, mampu memberikan sarana untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan Wartawan tentang fakta dibalik Industri Kelapa Sawit.

Acara juga dihadiri oleh SKPD diantaranya Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD).

Kemudian, Dinas Kehutanan, Badan Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah IV Banjarbaru, Balitra, Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD), Forum PEMRED, APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) dan GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia).

Workshop Jurnalistik ini menghadirkan tiga orang pembicara yaitu, Dr. Ir. Tungkot Sipayung , Founder dan Direktur Eksekutif PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute) memaparkan tentang Industri Minyak Sawit Indonesia : Dalam Isu Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Global.

Kemudian, Muhamad Ihsan (Pemimpin Redaksi Warta Ekonomi) yang menyampaikan materi tentang Etika Jurnalistik dan Peran Media dalam Pembangunan Daerah dan Gusti Rusmayadi Lektor Utama ULM memaparkan materi tentang menguak fakta dibalik Industri Kelapa Sawit.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017