Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Manajemen industri semen merk "Tiga Roda" PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk, memprakarsai berdirinya kelompok masyarakat sadar wisata (Pokmasdarwis) hutan mangrove di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Corporate Social Responsibility PT Indocement Tunggal Prakarsa, pabrik Tarjun, H Teguh Iman Wibowo, Jumat mengatakan, awalnya bagi sebagian masyarakat Desa Langadai, hutan mangrove adalah hutan biasa tidak ada yang istimewa bagi masyarakat setempat.

"Saat itu, masyarakat Langadai hanya mengharapkan adanya jalan pintas, untuk menghubungkan Desa Langadai dengan Desa Tarjun, karena dua desa yang bertetangga itu dipisahkan salah satunya oleh hutan mangrove," katanya.

Merespon salah satu desa binaan ini, manajemen mencoba mencari alternatif untuk membuka jalan alternatif, dan kebetulan saat ini masyarakat sudah membuka titian (jalan yang dibuat dari kayu ulin yang disusun) namun sifatnya masih darurat.

Melihat animo masyarakat yang cukup kuat itu, akhirnya Indocement membantu untuk membangun jalan yang lebih refresentatif dari titian menjadi permanen dengan sistem semenisasi, melanjutkan program desa membangun jalan dengan dana pemda yang belum tuntas.

Setelah pembangunan jalan alternatif tuntas dengan sistem seminisasi, perusahaan melihat bahwa hutan mangrove yang "dibelah" oleh jalan itu perlu diselamatkan dari penebangan liar dan perusakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Untuk menyelamatkan kawasan hutan mangrove dan biota yang di dalamnya tersebut, maka Indocement mengusulkan agar kawasan hutan mangrove Langadai ditetapkan sebagai salah satu objek wisata di Kotabaru.

"Usulan Indocement tersebut langsung disetujui oleh Pemkab Kotabaru, dalam hal ini Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani. Bahwa hutan mangrove Langadai salah satu objek wisata hutan di Kotabaru," tutur Teguh.

Sejak saat itulah, Indocement bersama-sama masyarakat setempat fokus bekerja keras memperbaiki kondisi kawasan yang saat itu masih ada penebangan pohon mangrove dan perusakan yang lainnya.

Sosialisasi mulai digencarkan, dan menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga juga dilakukan oleh menajemen semen Tiga Roda.

Sejak saat itu, banyak lembaga pendidikan, perguruan tinggi, lembaga penelitian baik dari dalam negeri maupun luar negeri, lembaga vertikal dan swasta datang ke lokasi wisata hutan mangrove Langadai.

Selain terus berupaya untuk mengembalikan kondisi hutan mangrove seperti sedia kala, Indocement juga menggiatkan untuk membina dan memberdayakan masyarakat Langadai, melalui beberpa program unggulan.

Di antaranya, melalui program pelatihan pengolahan sampah agar memiliki nilai ekonomis dengan membentuk bank sampah, melatih para kaum perempuan untuk memanfaatkan buah atau tanaman di kawasan hutan mangrove untuk penganan dan minuman.

Penganan dan minuman hasil karya kaum perempuan Desa Langadai, di antarnya jus mangrove dan agar-agar, jeli, yang diolah dengan bahan baku buah rambai yang mudah didapat di kawasan hutan mangrove. Amplang bandeng, kripik pakis, serta penganan yang lainnya.

"Produk penganan dan minuman hasil karya kaum perempuan Desa Langadai itu sudah memiliki izin Industri rumah tangga (IRT), dan menjadi oleh-oleh khas dari Desa Langadai," tambah Plt Kepala Desa Langadai, Ponding.

Ia menjelaskan, banyak wisatawan yang datang ke Hutan Mangrove mencari oleh-oleh dari makanan khasa yang menggunakan bahan baku dari hutan ini.

"Alhamdulillah, masyarakat Langadai mulai sadar akan memelihara lingkungan dan hutan di sekitarnya menjadi salah satu tujuan wisata di Kotabaru," terangnya.

Dikatakan, luas hutan sekitar 9,7 hektare tersebut kini kondisinya lebih baik dari sebelum-sebelumnya, dan mulai banyak dikunjungi wisatawan domestik dan manca negara, baik hanya sekedar untuk berlibur dan menikmati keasrian hutan mangrove.

Serta lembaga penelitian yang datang untuk melakukan sebuah penelitian, dan yang lainnya.

Program yang diprakarsai Indocement ini harus dilanjutkan oleh Pemkab Kotabaru, khususnya Dinas Pariwisata dan perusahaan yang ada di wilayah Kelumpang Hilir, Kotabaru, dengan menytiapkan sarana pendukung lainnya.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017