Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan akan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendukung masuknya investasi ke daerah pada 2018.
Menurut Gubernur pada pertemuan tahunan Bank Indonesia 2017 di Banjarmasin Selasa, banyak momentum positif pada perekonomian Indonesia, yang harus diambil manfaatnya oleh seluruh pihak terkait, baik itu pemerintah daerah maupun swasta.
Beberapa momentum tersebut, kata dia, antara lain pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia, yang menjadi salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saya berharap, perbankan dapat menindaklanjuti dengan baik langkah-langkah kebijakan Bank Indonesia, diantaranya melalui penurunan suku bunga kredit maupun peningkatan penyaluran kredit," katanya.
Kepada dunia usaha, tambah dia, momentum pemulihan agar dimanfaatkan untuk melakukan investasi khususnya dalam sektor-sektor usaha baru yang prospektif, antara lain peluang yang dapat dimanfaatkan dari tren perkembangan ekonomi digital.
Pemerintah daerah, tambah dia, akan mendukung penguatan infrastruktur, pembangunan kawasan industri, dan pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata.
"Saya harap, Kalimantan Selatan tidak lagi terlalu bergantung pada komoditas ekspor dari sektor tambang, seperti yang terjadi saat ini," katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Bp Harymurthy Gunawan menyampaikan pidato Gubernur Bank Indonesia yang bertema "Memperkuat Momentum".
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia.
Selain Gubernur, pertemuan juga dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Bupati Hulu Sungai Utara Abdul Wahid HK, Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah IX Kalimantan, Pimpinan DPRD Kalimantan Selatan, seluruh pimpinan perbankan dan korporasi non bank, akademisi dan pengamat ekonomi.
Harymurthy mengatakan, prospek perekonomian Kalimantan Selatan pada tahun 2018 akan tumbuh pada kisaran 5,4-5,8 persen.
Pertumbuhan tersebut, sejalan dengan masih baiknya prospek harga komoditas serta berlanjutnya pembangunan infrastruktur yang berdampak positif bagi perekonomian secara umum.
Inflasi Kalimantan Selatan pada tahun 2018 juga akan perlahan turun pada kisaran 3,75?1%, untuk selanjutnya mengarah pada sasaran inflasi nasional 3,51%.
Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit Kalimantan Selatan akan berada dalam kisaran 10-11% dan 11-12%. Dalam jangka menengah panjang, sejalan dengan terus meningkatnya kualitas modal fisik, SDM dan daya saing daerah.
Perekonomian Kalimantan Selatan di 2022 akan berpotensi untuk tumbuh pada angka potensialnya di kisaran 7-8% dengan tingkat inflasi yang semakin rendah dan mendekati inflasi nasional yakni pada kisaran 3?1%.
"Di tengah berbagai tantangan, kita tidak dapat mengedepankan kepentingan sektoral, namun perlu menyamakan pandangan dan terus bersinergi menyatukan gerak langkah ke depan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Menurut Gubernur pada pertemuan tahunan Bank Indonesia 2017 di Banjarmasin Selasa, banyak momentum positif pada perekonomian Indonesia, yang harus diambil manfaatnya oleh seluruh pihak terkait, baik itu pemerintah daerah maupun swasta.
Beberapa momentum tersebut, kata dia, antara lain pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia, yang menjadi salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saya berharap, perbankan dapat menindaklanjuti dengan baik langkah-langkah kebijakan Bank Indonesia, diantaranya melalui penurunan suku bunga kredit maupun peningkatan penyaluran kredit," katanya.
Kepada dunia usaha, tambah dia, momentum pemulihan agar dimanfaatkan untuk melakukan investasi khususnya dalam sektor-sektor usaha baru yang prospektif, antara lain peluang yang dapat dimanfaatkan dari tren perkembangan ekonomi digital.
Pemerintah daerah, tambah dia, akan mendukung penguatan infrastruktur, pembangunan kawasan industri, dan pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata.
"Saya harap, Kalimantan Selatan tidak lagi terlalu bergantung pada komoditas ekspor dari sektor tambang, seperti yang terjadi saat ini," katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Bp Harymurthy Gunawan menyampaikan pidato Gubernur Bank Indonesia yang bertema "Memperkuat Momentum".
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia.
Selain Gubernur, pertemuan juga dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Bupati Hulu Sungai Utara Abdul Wahid HK, Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah IX Kalimantan, Pimpinan DPRD Kalimantan Selatan, seluruh pimpinan perbankan dan korporasi non bank, akademisi dan pengamat ekonomi.
Harymurthy mengatakan, prospek perekonomian Kalimantan Selatan pada tahun 2018 akan tumbuh pada kisaran 5,4-5,8 persen.
Pertumbuhan tersebut, sejalan dengan masih baiknya prospek harga komoditas serta berlanjutnya pembangunan infrastruktur yang berdampak positif bagi perekonomian secara umum.
Inflasi Kalimantan Selatan pada tahun 2018 juga akan perlahan turun pada kisaran 3,75?1%, untuk selanjutnya mengarah pada sasaran inflasi nasional 3,51%.
Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit Kalimantan Selatan akan berada dalam kisaran 10-11% dan 11-12%. Dalam jangka menengah panjang, sejalan dengan terus meningkatnya kualitas modal fisik, SDM dan daya saing daerah.
Perekonomian Kalimantan Selatan di 2022 akan berpotensi untuk tumbuh pada angka potensialnya di kisaran 7-8% dengan tingkat inflasi yang semakin rendah dan mendekati inflasi nasional yakni pada kisaran 3?1%.
"Di tengah berbagai tantangan, kita tidak dapat mengedepankan kepentingan sektoral, namun perlu menyamakan pandangan dan terus bersinergi menyatukan gerak langkah ke depan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017