Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Lomba kerbau rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) merupakan atraksi wisata yang cukup unik dan menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.

Atraksi menyerupai pacuan kuda atau kerapan sapi di Madura, Jawa Timur, ini menampilkan lomba kerbau yang unik dan benerapa waktu lalu sempat menjadi salah satu agenda wisata nasional.

Bila pacuan kuda dilaksanakan di darat dan kerapan sapi dilakukan di persawahan, maka lomba kerbau rawa dilaksanakan di rawa dengan genangan air cukup dalam yangerupakan tempat kesukaan kerbau untuk berkubang.

Saat lomba berlangsung, penonton dapat menyaksikan kawanan kerbau berenang. Meski hanya terlihat kepalanya yang menyembul dan dikendalikan oleh seorang joki.

Kalangan atau arena lomba yang juga berada di tengah-tengah hamparan rawa, membuat destinasi wisata tersebut semakin unik.

Sebelum mencapai ke arena lomba, para wisatawan harus mengendarai perahu selama setengah jam bahkan lebih, sambil menyaksikan keindahan alam di daerah Danau Panggang.

Bila sedang beruntung, wisatawan juga bisa menyaksikan indahnya bunga teratai yang sedang bermekaran.

Keunikan lomba kerbau rawa ini, pernah terkenal seantero nusantara dan menjadi agenda wisata nasional tahunan.

Setiap kali dilaksanakan lomba, pantitia juga mendatangkan artis ibukota, untuk menghibur wisatawan sebelum acara berlangsung. Hiburan ini juga unik, karena panggungnya juga dibangun di tengah rawa.

Berkat atraksi tersebut, Kabupaten Hulu Sungai Utara, menjadi salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan yang dikenal nasional selain wisata alam Loksado di Hulu Sungai Selatan.

Setiap tahun, ratusan bahkan ribuan wisawatan datang, untuk menyaksikan keseruan lomba "kerapan kerbau" tersebut.

Kondisi tersebut, membuat perekonomian masyarakat Danau Panggang yang merupakan salah satu daerah terpencil di Kabupaten Hulu Sungai Utara, bergeliat.

Pemilik perahu, speedboat, pedagang, pengrajin dan lainnya, selalu panen, karena tingginya minat wisatawan untuk menyaksikan lomba kerbau berenang tersebut.

Sayang, seiring berjalannya waktu, destinasi wisata yang sudah mendapatkan tempat di hati wisatawan tersebut semakin tenggelam dan kini, namanya saja sudah tidak pernah terdengar lagi.

Justru yang sering terdengar adalah cerita nestapa kerbau-kerbau yang lahannya diduga tergusur akibat alih fungsi lahan.

Kerbau-kerbau rawa di Danau Panggang, kini harus berebut air dengan masyarakat sekitar, karena lokasi yang biasa tempat mereka hidup, mencari makan dan berendam, airnya sering surut, karena lahannya dimanfaatkan untuk peruntukan lain.

Kini warga HSU, telah kehilangan masa-masa keindahan dan kejayaan wisata unik tersebut. Menyadari hal tersebut, pada 2014 Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), bertekad menghidupkan kembali kegiatan lomba kerbau rawa, sebagai atraksi objek wisata unggulan daerah.

Beberapa upaya membangkitkan wisata tersebut, antara lain dengan membangun infrastruktur, terutama jalan yang menghubungkan Kota Amuntai dengan wilayah Kecamatan Paminggir segera rampung.

Dinas Olahraga dan Pariwisata HSU memerlukan anggaran Rp2 miliar untuk menghidupkan kembali wisata tersebut, yang digunakan untuk merehabilitasi areal lomba kerbau rawa yang sudah hampir 13 tahun terbengkalai.



Tahun Wisata

Tekat Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara menghidupkan kembali wisata kerbau rawa di Desa Danau Panggang dan Paminggir, seiring dengan program Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang menetapkan 2020 sebagai Tahun Kunjungan Wisata Kalimantan Selatan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangun Daerah (Bappeda) Kalimantan Selatan Nurul Fajar Desira mengatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan seluruh kabupaten dan kota untuk mendorong bangkitnya kembali wisata andalan daerah.

"Kami ingin seluruh wisata andalan daerah, dibenahi dan dimunculkan kembali," katanya.

Beberapa kegiatan wisata daerah yang sebelumnya sangat terkenal antara lain adalah Kerbau Rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Beberapa potensi wisata lain yang diharapkan bisa dibenahi dan menjadi paket wisata adalah Lokbaintan, Loksado dengan potensi alam yang sangat indah, pendulangan intan dan pasar perhiasan Martapura.

Selain itu, sungai di Banjarmasin yang sering menjadi pusat kegiatan daerah maupun nasional.

Serta yang terbaru adalah kawasan Riam Kanan dan Mandiangin, yang juga kini mulai menjadi tujuan wisatawan daerah, nasional maupun internasional.

Bila seluruh potensi wisata tersebut dibenahi oleh seluruh pihak terkait, maka 2020 Kalsel siap menjadi daerah Kunjungan wisata.

Kendati saat ini, Kalsel tidak termasuk sebagai 10 provinsi pengembangan pariwisata nasional, namun bila seluruh daerah dan pemerintah provinsi bekerja sama menggarap sektor tersebut, maka dampak ikutan dari pengembangan potensi tersebut cukup besar.

Pemerintah kini juga sedang berupaya mengembangkan wisata dengan terus meningkatkan potensi unggulan desa, antara lain dengan menetapkan puluhan desa di Kalsel sebagai desa wisata.

Desa wisata mengangkat potensi-potensi yang ada di desa, contohnya seperti di Kabupaten Tapin, yaitu Desa Hiyung dengan potensi cabai, yang dinobatkan sebagai cabai terpedas di dunia, kini telah terekspos hingga ke mancanegara.

PRroduksi cabai tersebut kini cukup terkenal, banyak turis asing maupun domestik datang ke wilayah tersebut, untuk membuktikan dan melakukan penelitian terhadap cabai yang pedasnya 17 kali lipat cabai biasa.

Selain Desa Hiyung dengan cabainya, masih banyak lagi potensi agrowisata yang perlu pengelolaan lebih serius, seperti nenas Tamban di kecamatan Tamban, durian penyangat di Desa Biih, Kabupaten Banjar dan potensi alam lainnya yang tersebar di desa-desa di wilayah Kalimantan selatan.

Untuk mempersiapkan pengembangan wisata tersebut, Pemprov Kalsel mendorong pengembangan wisata di daerah melalui program 3A yaitu atraksi, amenitas dan aksesibilitas.

Atraksi adalah, segala sesuatu yang terkait dengan tempat wisata yang ditawarkan seperti keindahan atau keunikan alam, kebudayaan masyarakat, sejarah dan lainnya.

Untuk A pertama, Kalsel memiliki potensi luar biasa, untuk atraksi budaya misalnya, hampir seluruh daerah memiliki khas yang sangat menarik, seperti budaya warga Dayak dengan adat.

Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan budaya maulid, wisata Loksado yang menyajikan puluhan keunikan dan pesona alam yang luar biasa, serta berbagai keunikan yang di seluruh daerah yang hingga kini belum tereksploitasi dengan baik.

Selanjutnya adalah amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti hotel, motel, restaurant, kafe, tempat belanja, pusat oleh-oleh dan lainnya.

Pada A kedua, pemerintah berupaya membenahi dan melengkapi berbagai fasilitas yang diperkukan, kerja sama dengan kabupaten dan kota maupun swasta, antara lain dengan pembentukan desa wisata di seluruh wilayah kabupaten dan kota.

Terakhir yaitu aksesibilitas yang merupakan kesiapan sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi seperti jalan raya, ketersediaan sarana transportasi maupun petunjuk untuk menuju lokasi wisata.

Pengembangan pariwisata dengan terus meningkatkan potensi unggulan desa, telah mulai dilakukan di Kalsel, antara lain dengan menetapkan puluah desa di Kalsel sebagai desa wisata.

Pariwisata dan budaya terbukti menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang nyaris tidak terpengaruh oleh krisis maupun campur tangan pihak luar.

Sektor ini bukan hanya mampu menjadi tonggak perekonomian masyarakat secara luas, tetapi juga menjadi identitas daerah sekaligus pelindung bagi generasi muda dari terpaan perkembangan zaman.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017