Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Antrean panjang mobil truk dan jenis kendaraan bermotor roda empat lainnya untuk mendapatkan solar bersubsidi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kalimantan Selatan, kembali terjadi.
Seperti di beberapa SPBU di Jalan A Yani, antara lain kilometer 17 Kabupaten Banjar dan kilometer 26 wilayah Kota Banjarbaru, Sabtu truk mengantre cukup panjang untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar.
Begitu pula di Jalan Trikora Banjarbaru pada SPBU yang bukan kerja sama dengan Pertamina, para sopir truk harus sabar mengantre dalam deretan panjang untuk mendapatkan solar.
Antrean tersebut meluber keluar dari area SPBU hingga ke tepi jalan raya/jalan umum, karena mobil/kendaraan bermotor yang melintas kawasan tersebut harus ekstra hati-hati supaya tidak terjadi kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, jenis BBM lain seperti premium terkadang kosong pada SPBU tertentu sehingga harus mencari ke SPBU lain, sebagaimana keluhan sopir taksi angkutan penumpang umum Gambut Kabupaten Banjar - Banjarmasin.
"Oleh karena keadaan persediaan bensen (premium) yang tidak menentu belakangan ini, maka untuk menyiasati/solusinya saya mengisi penuh tangki mobil pada SPBU yang kebetulan ada jenis BBM tersebut," ujar seorang sopir ysng memiliki satu anak itu.
Ketika dimintai pendapat, Sekretaris Komisi III DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Riswandi SIP mengaku, bingung atau tak habis mengerti terhadap keadaan pasokan BBM seperti jenis solar, premium serta pertalite terkadang tidak normal.
Sebagai contoh pada SPBU Jalan A Yani kilometer enam Banjarmasin dalam dua hari belakangan tidak memberikan layanan untuk pengisian premium, kecuali jenis pertamax dan pertalite.
Oleh karena itu, Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan, serta pertambangan dan energi (termasuk BBM) tersebut bermaksud mengundang Pertamina guna dimintai keterangan.
"Bila ketidaknormalan pasokan BBM yang menjadi kebutuhan orang banyak masih terjadi, insya Allah kami dari Komisi III DPRD Kalsel mengagendakan pertemuan dengan Pertamina guna mengetahui persoalan tersebut," demikian Riswandi.
Sementara Ketua Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kalsel H Syaibani tidak bisa dikontak lewat telepon selular (HP) Nomor 0811519975 selalu dengan jawaban tidak bisa dihubungi.
Sedangkan operator SPBU mengaku tidak mengetahui pasti persoalan BBM tersebut dengan alasan mereka hanya betugas memberikan pelayanan kalau barangnya tersedia.COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017