Batulicin, (Antaranews Kalsel) - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mulai melestarikan dan mengembangkan permainan tradisional yang kurang diminati anak-anak sekarang.
Kepala Sekolah SMPN 4 Simpang Empat Marwanto, melalui guru pendidikan olahraga Sujud Mariono di Batulicin, Sabtu mengatakan tujuan dari dikembangnya permainan tradisional oleh siswa-siswi di sekolah untuk melestarikan permainan tradisional sebagai ciri khas bangsa Indonesia.
"Selain itu juga untuk memperkenalkan permainan tradisional terutama ke masyarakat Indonesia yang tidak kenal dengan permainan lokal Tanah Bumbu," katanya.
Hal ini sangat bermanfaat untuk mengajarkan anak-anak Indonesia berfikir kreatif, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya sehingga diharapkan kelak anak-anak menjadi manusia dewasa yang kreatif dalam hal positif.
Adapun permainan yang di kembangkan di sekolah tersebut yakni egrang atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah.
Selain itu permainan yang di kembangkan adalah engklek atau permainan tradisional lompat lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya.
Selanjutnya permainan gatrik, gatrik atau tak kadal pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kisaran 30 cm dan satu lainnya berukuran lebih kecil.
Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena atau meleset dari bambu kecil tersebut.
"Permainan tersebut sudah mulai hilang, seiring dengan berjalannya waktu anak-anak lebih mengenal game online atau bermain dengan hal hal yang berbau tekhnologi seperti internet, dan jejaring sosial," kata Sujud.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kepala Sekolah SMPN 4 Simpang Empat Marwanto, melalui guru pendidikan olahraga Sujud Mariono di Batulicin, Sabtu mengatakan tujuan dari dikembangnya permainan tradisional oleh siswa-siswi di sekolah untuk melestarikan permainan tradisional sebagai ciri khas bangsa Indonesia.
"Selain itu juga untuk memperkenalkan permainan tradisional terutama ke masyarakat Indonesia yang tidak kenal dengan permainan lokal Tanah Bumbu," katanya.
Hal ini sangat bermanfaat untuk mengajarkan anak-anak Indonesia berfikir kreatif, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya sehingga diharapkan kelak anak-anak menjadi manusia dewasa yang kreatif dalam hal positif.
Adapun permainan yang di kembangkan di sekolah tersebut yakni egrang atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah.
Selain itu permainan yang di kembangkan adalah engklek atau permainan tradisional lompat lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya.
Selanjutnya permainan gatrik, gatrik atau tak kadal pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kisaran 30 cm dan satu lainnya berukuran lebih kecil.
Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena atau meleset dari bambu kecil tersebut.
"Permainan tersebut sudah mulai hilang, seiring dengan berjalannya waktu anak-anak lebih mengenal game online atau bermain dengan hal hal yang berbau tekhnologi seperti internet, dan jejaring sosial," kata Sujud.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017